Find Us On Social Media :

Studi: Ada Alat Kecerdasan Buatan yang Bisa Prediksi Pasien Covid-19 Mana yang Miliki Masalah Pernapasan Terparah

By Mentari DP, Selasa, 31 Maret 2020 | 16:30 WIB

Ilustrasi virus corona.

Intisari-Online.com - Untuk mengtahui apakah seseorang positif atau negatif virus corona (COVID-19), mereka wajib melakukan beberapa tes.

Pertama dengan melihat apakah pasien memiliki gejala atau tidak. Jika ada, maka pasien akan melakukan ronsen paru-paru.

Jika ditemukan flek, maka mereka harus melakukan tes swab.

Dari hasil tes swab inilah kita bisa tahu pasien positif virus corona atau tidak.

Baca Juga: Ingin Buat Sensor yang Bunyi Saat Tangan Dekat Dengan Wajah untuk Lawan Covid-19, Tapi 2 Magnet Malah Terjebak di Hidung Ilmuwan Ini

Mungkin sekitar satu hingga tiga hari hasilnya bisa keluar. Tergantung alat tes yang dipakai.

Nah, dilaporkan ada sebuah alat kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang bisa mempercepat rangkaian tes tersebut.

Dilansir dari sciencedaily.com pada Selasa (31/3/2020), alat kecerdasan buatan tersebut secara akurat memprediksi pasien mana yang baru terinfeksi dengan virus COVID-19 yang akan mengembangkan penyakit pernapasan parah.

Baca Juga: Baru Pulang dari Jakarta dan Naik Bus, Seorang Pria di Garut Positif Virus Corona, Bukti Kita Tidak Boleh Mudik di Tengah Pandemi Covid-19

Ini merupakan hasil dari sebuah studi yang dipimpin oleh NYU Grossman School of Medicine dan Courant Institute of Mathematics Sciences di New York University.

Di mana mereka bekerja sama dengan Rumah Sakit Pusat Wenzhou dan Rumah Sakit Rakyat Cangnan, keduanya di Wenzhou, China.

Dan diterbitkan online pada Senin tangga 30 Maret 2020 dalam jurnal Computers, Materials & Continua.

Ide dari studi berasal dari pengalaman klinis dokter yang sulit didapat dalam mengobati infeksi virus.

Dan melihat bahwa mereka yang memiliki masalah dalam paru-paru atau pernapasan bisa terindikasi kuat positif virus corona.

 "Tujuan kami adalah merancang dan menggunakan alat pendukung keputusan dengan menggunakan kemampuan AI."

"Untuk menandai tingkat keparahan klinis virus corona di masa depan," kata Anasse Bari, PhD, seorang asisten profesor.

"Kami berharap alat ini, ketika dikembangkan sepenuhnya, akan bermanfaat bagi dokter."

"Karena dengan alat ini, dokter bisa menilai pasien yang butuh isolasi dan mana yang siapa yang bisa pulang dengan aman."

Baca Juga: Resmi Mundur dari Anggota Keluarga Kerajaan Inggris, Ini yang Akan Terjadi pada Harry dan Meghan Markle

Untuk studi ini, temuan demografi, laboratorium, dan radiologis dikumpulkan dari 53 pasien.

Karena mereka dinyatakan positif virus corona pada Januari 2020 di dua rumah sakit di China.

Gejala awalnya ringan, termasuk batuk, demam, dan sakit perut.

Namun, pada sebagian kecil pasien, gejala parah berkembang dalam satu minggu, termasuk pneumonia.

Tujuan dari studi baru ini adalah untuk menentukan apakah teknik AI dapat membantu secara akurat memprediksi pasien mana yang paling membutuhkan perawatan.

Secara khusus, studi ini menggunakan serangkaian keputusan antara opsi, dan yang memodelkan konsekuensi potensial dari pilihan pada setiap langkah yang dipilih.

Baca Juga: Paket dari Belanja Online dan Plastik Makanan Online Bisa Sebarkan Virus Corona? Begini Penjelasannya dan Cara Mencegahnya