Tak Terima Mengidap ‘Penyakit Keturunan’ Gadis Ini Bunuh Diri Setelah Membunuh Kedua Orangtua Kandungnya

K. Tatik Wardayati

Penulis

Seorang lulusan mahasiswa keperawatan dari Hong Kong, tega menikam kedua orang tuanya sampai tewas sebelum akhirnya menghabisi nyawanya sendiri.

Intisari-Online.com – ‘Kasih ibu sepanjang jalan kasih anak sepanjang penggalan’, pepatah lama itu mungkin sering kali kita dengar.

Orangtua sudah berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya, apa daya bila anak kecewa maka hal yang tak terduga mungkin saja dilakukan oleh sang anak.

Seorang lulusan mahasiswa keperawatan dari Hong Kong, tega menikam kedua orang tuanya sampai tewas sebelum akhirnya menghabisi nyawanya sendiri.

Baca Juga: Kalut Akan Dampak Corona terhadap Ekonomi Negaranya, Menteri Keuangan Jerman Bunuh Diri

Dia dikabarkan bunuh diri gara-gara mempunyai penyakit eksim yang dia miliki, mengutip dari astroawani.com (24/06/2018).

Dikutip dari doktersehat.com, eczema atau eksim adalah kelainan kulit kronis yang sangat gatal, umum dijumpai, ditandai oleh kulit yang kering, inflamasi dan eksudasi, yang kambuh-kambuhan.

Kelainan biasanya bersifat familial, dengan riwayat atopi pada diri sendiri ataupun keluarganya.

Baca Juga: Bak Membeli Racun Pembunuh Sendiri, Gula yang Jadi Buruan Masyarakat Indonesia Nyatanya Masuk Daftar Zat yang Wajib Dijauhi Selama Wabah Corona

Namun mengutip dari alodokter.com, hingga kini penyebab dasar eksim masih belum diketahui sepenuhnya.

Memang diperkirakan ada kombinasi faktor genetika dan beberapa faktor yang memicu terjadinya eksim atopik.

Faktor genetik atau keturunan memiliki peran dalam menyebabkan munculnya eksim atopik ini.

Jika kedua orang tua menderita eksim atopik, delapan dari sepuluh anak akan mengalami kondisi yang sama.

Pang Ching-yu (23), menyalahkan orangtuanya karena menganggap telah 'menurunkan' penyakit eksim yang parah kepadanya.

Dia bahkan memilih lebih baik mati daripada terus hidup dengan penyakit itu.

Baca Juga: Dianggap Bisa Bunuh Virus Corona, Ternyata Sabun Antiseptik Tidak Dianjurkan Dokter: 'Musuh Kita Saat Ini Virus, Bukan Bakteri'

"Penderita eksim yang melahirkan anak lebih parah dari orang miskin yang mempunyai anak."

"Kalau miskin kita bisa mengubah kehidupan dengan bekerja keras. Namun jika eksim, memang terpaksa menanggung siksa sepanjang hayat," tulis Ching-hiu dalam sebuah blog.

Jenazah Ching-hiu ditemukan dengan kepalanya ditutup kantong plastik yang dihubungkan pipa.

Pipa disalurkan pada tabung gas helium, sementara jenazah orangtuanya, masing-masing berusia 56 dan 60 tahun, ditemukan dengan luka tikaman.

"Kami menemukan catatan yang ditinggalkan wanita itu di kamar tidurnya, sementara pisau berukuran 30 sentimeter yang berlumuran darah ditemukan di dapur."

"Memang dia menganggap lebih baik mati dari menderita penyakit itu," kata Asisten Komandan Polisi Distrik Tuen Mun, Yan Fong-wai kepada South China Morning Post. (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)

Baca Juga: Warga Rasakan Gelagat Aneh hingga Korban Tinggalkan Wasiat, Ini Fakta-fakta Pria Surabaya yang Tewas Tersambar Kereta Api dan Diduga Bunuh Diri

Artikel Terkait