Penulis
Intisari-Online.com - Hubungan sedarah atau inses menjadi hal yang tabu di masyarakat, juga merupakan hal yang berisiko.
Meski begitu, kejadian demi kejadian tentang hubungan sedarah seolah tak henti berdatangan.
Kali ini datang dari Bittuang, Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Dua bersaudara dilaporkan telah melakukan hubungan intip selayaknya pasangan suami istri dan membuat heboh warga.
Pasangan inses ini adalah TB (29) dan adik kandungnya IRT (15).
Fakta yang lebih mengejutkannya lagi, ternyata kakak-beradik ini telah melakukannya berulang kali sejak setahun terakhir.
Kejadian ini dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polres Tana Toraja, AKP Jhon Paerunan.
Ia mengatakan saat ini kedua pelaku sudah diamankan di Mapolres Tana Toraja.
"Iya, dua bersaudara sudah diamankan di Mapolres Tana Toraja untuk selanjutnya proses pemeriksaan," papar AKP Jhon.
Kronologi Terbongkarnya Hubungan Sedarah TB dan IRT
Hubungan inses yang dilakukan kakak-beradik TB dan IRT bermula saat keduanya melakukan hubungan intim di sebuah sumur.
Saat itu sejumlah warga memergoki keduanya hingga hubungan mereka selama ini pun terbongkar.
Menurut AKP Jhon, sumur tempat warga memergoki TB dan IRT melakukan hubungan intip tidak jauh dari tempat kepala kampung setempat.
Mengetahui perbuatan kakak-beradik tersebut, warga pun melaporkannya kepada kakek dari TB dan IRT, yaitu JR (69).
Apa risiko hubungan sedarah?
Melansir Kompas.com, berikut fakta seputar hubungan sedarah yang perlu Anda tahu:
1. Risiko genetik besar
Sebuah studi di Cekoslowakia membahas tentang anak-anak hasil hubungan sedarah dari negara itu.
Hasilnya, sebanyak 42 persen anak menderita cacat lahir, bahkan menderita kematian dini.
Selain itu, studi tersebut juga menjabarkan bahwa 11 persen anak yang lahir dari hubungan sedarah berpotensi mengalami gangguan mental.
Ketika dua organisme yang memiliki hubungan darah dan melakukan hubungan, maka tingkat homozigositas cenderung lebih unggul.
Hal ini berarti keturunan yang dihasilkan memiliki peluang lebih besar untuk menerima alel (gen pada kromosom) identik dari ayah dan ibu mereka.
Akibatnya, dapat terjadi pengurangan keragaman genetik yang menyebabkan tidak adanya bantuan organisme untuk bertahan hidup dari perubahan lingkungan dan beradaptasi.
Selain itu, orang tersebut dimungkinkan menderita penurunan kebugaran biologis, seperti si anak mengembangkan gangguan resesif autoimun.
Adapun risiko penurunan kesehatan ini makin besar saat dua gen yang berpotensi membahayakan saling bertemu.
Apalagi, jika terjadi pernikahan sedarah, maka pertemuan alel yang sama meningkat dan menyebabkan potensi yang lebih besar.
2. Risiko kecacatan
Tidak hanya berpotensi mengalami kematian dini dan gangguan mental, hubungan sedarah juga dapat menimbulkan cacat lahir.
Berikut sejumlah contoh cacat yang terlihat dalam kasus inses, yakni:
-Mengurangi kesuburan
-Mengurangi tingkat kelahiran
-Angka kematian bayi dan anak lebih tinggi
-Ukuran tubuh ketika dewasa lebih kecil (cebol/kerdil)
-Fungsi kekebalan tubuh berkurang
-Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
-Asimetri wajah meningkat
-Kelainan genetik
-Gangguan mental seperti skizofrenia
-Cacat lahir seperti kebutaan, keterbatasan gerak
-Mikrosefali
-Anggota tubuh menyatu
-Clubfoot atau cacat pada kaki yang tampak bengkok Hemofilia
Baca Juga: Sempat Liburan ke Bali, Ini Kronologi Pemain Persib Positif Corona
3. Risiko penyakit
Inses atau hubungan sedarah juga dinilai akan menimbulkan masalah kemanusiaan karena membuka kesempatan bagi keturunannya untuk menerima alel resesif merusak yang dinyatakan secara fenotip.
Fenotip merupakan deskripsi karakteristik fisik yang nampak, seperti tinggi badan, warna mata; dan juga kesehatan tubuh, seperti riwayat penyakit, perilaku, serta watak, dan sifat umum manusia.
Selain itu, penyakit lain dari hubungan sedarah yakni peningkatan infertilitas pada orangtua dan keturunannya seperti cacat lahir seperti asimetri wajah, bibir sumbing, atau kekerdilan tubuh saat dewasa.
Ada pula risiko gangguan jantung, beberapa tipe kanker, berat badan lahir rendah, tingkat pertumbuhan lambat, dan kematian neonatal.