Find Us On Social Media :

Ketika Para Pilot AU Irak Harus Bertaruh Nyawa di Udara Melawan Keroyokan Pilot Sekutu Pada Perang Teluk I

By Agustinus Winardi, Jumat, 20 April 2018 | 06:00 WIB

Ketika wingman-nya gugur, Kapten Sayhood sebenarnya telah berhasil mengunci F-15C yang diterbangkan Kapten Rodriguez.

Untuk menghindari sergapan rudal, Kapten Rodriguez segera menembakkan flare pengecoh rudal sambil melakukan manuver menghindar.

Baca juga: Bermula Dari Menerbangkan Balon Udara, Kini USAF Jadi Kekuatan Angkatan Udara Terbesar di Dunia

Tapi Kapten Sayhood yang sedang mendapatkan posisi terbaik ternyata mengalami shock setelah mengetahui wingman-nya gugur.

Secepat kilat, Kapten Sayhood melakukan manuver untuk kabur dari gelanggang pertempuran dan melesat terbang ke arah utara.

Menyadari lawannya telah kabur, Kapten Underhill dan Rodriguez kemudian terbang menuju selatan untuk melaksanakan air refueling dengan pesawat tanker KC-135 yang sudah menunggu di udara.

Tiba-tiba mereka kembali memergoki satu pesawat MiG-29, yang sebenarnya diterbangkan oleh Kapten Sayhood yang bermaksud melaksanakan serangan balasan.

Menghadapi duel udara melawan satu MiG, kedua pilot pasukan Koalisi tetap waspada.

Baca juga: Agar Tidak Mudah Tertembak Jatuh, Pilot Tempur pun Butuh Kaca Spion di Dalam Kokpit Jet Tempurnya

Kapten Underhill segera mengunci sasaran tapi dia ragu jika pesawat yang akan ditembakknya jangan-jangan pesawat Koalisi juga.

Ia baru akan menembak jika sistem untuk mengidentifikasi pesawat lawan musuh atau teman, Identification Foe Friend (IFF), telah bekerja akurat.

Ketika sedang diincar oleh Kapten Underhill, Kapen Sayhood segera membuat manuver terbang menanjak, memanfaatkan keunggulan MiG-29 yang memang sudah dikenal memiliki manuver lebih baik dibandingkan pesawat-pesawat tempur produksi Barat.