Find Us On Social Media :

Kasus Corona di Afrika Paling Sedikit, Benarkah Karena Kulit dan Darah Keturunan Mereka yang Dianggap 'Kebal' Terhadap Virus Tersebut?

By Tatik Ariyani, Selasa, 17 Maret 2020 | 14:52 WIB

Namun, satu-satunya pemberitaan berbasis ras tentang virus corona adalah tentang bagaimana orang-orang (di Amerika) membenci orang Asia karena dianggap jadi biang keladi munculnya virus itu.

Virus corona sendiri sejak pertama kali dilaporkan keluar dari kota Wuhan sekarang telah menginfeksi 182.605 orang dan menyebabkan 7.171 kematian di seluruh dunia.

Awalnya, dari semua kasus positif corona yang ada, sangat sulit diabaikan bahwa belum ada satu kasus yang dilaporkan secara spesifik menunjukkan bahwa orang kulit hitam terinfeksi oleh atau meninggal karena komplikasi yang diakibatkan oleh penularan virus corona.

Baca Juga: Nasibnya Lebih Memprihatinkan Daripada China, Italia 'Angkat Tangan' Pasien Virus Corona yang Berusia 80 Tahun Lebih Tidak Diberi Perawatan, Apakah Dibiarkan Meninggal?

Hal itu lalu membuka klaim ngawur bahwa orang kulit hitam kebal terhadap virus corona.

Meski begitu, berkali-kali klaim itu terlontar dan sudah berkali-kali pula dibantah karena tidak memiliki dasar ilmiah.

Seakan membantah klaim orang hitam kebal corona, Jen Caudle, seorang dokter keluarga Afrika-Amerika dan seorang profesor di Universitas Rowan di New Jersey, mengkonfirmasi kepada Philadelphia Inquirer bahwa ya, orang kulit hitam memang dapat terkena virus corona.