Advertorial
Intisari-online.com - Saat ini Italia adalah negara dengan situasi terparah kedua setelah China akibat wabah virus corona.
Dengan total 27.980 kasus virus corona dikonfirmasi oleh negara pizza sementara, jumlah kematiannya mencapai 2.158 dengan tambahan 349 selama 24 jam terakhir.
Menurut John Hopkins University, China memiliki rasio kasus virus corona 5,81 per 100.000 orang, sementara Italia lebih memprihatinkan dengan 20,6 kasus per 100.000 orang.
Situasi ini membuat Italia kewalahan menghadapi "banjir" pasien virus corona yang terus berdatangan.
Laporan Daily Mail, Minggu (15/3/2020) menyebut setiap lima menit pasien virus corona dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Namun itu bukan situasi terburuknya, menurut Daily Mirror pada Selasa (17/3/2020) Italia seolah angkat tangan dengan situasinya.
Menurut laporan itu menyebut pasien yang berusia 80 tahun lebih akan ditolak masuk rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Karena sistem kesehatan yang mengeluh dan kewalahan menghadapi ribuan kasus virus corona.
Untuk menerima perawatan medis, pasien harus berusia dibawah 80 tahun, dan memiliki kurang dari lima penyakit, yang diketahui, lapor The Telegraph.
Dokumen yang ditulis The Telegraph menyebutkan, aturan tersebut diberlakukan oleh departemen perlindungan sipil wilayah Piedmont.
Daerah tersebut paling terpukul, karena wabah virus corona di Italia.
Bunyi dokumen tersebut mengatakan, "Kriteria untuk akses ke terapi, intensif dalam kasus darurat harus mencakup usia di bawah 80 tahun, atau skor pada Indeks komorbidits Charlson (merujuk pada kondisi medis lain yang dimiliki pasien) kurang dari 5."
Dokter mengatakan pedoman tersebut menggemakan respon perang berpacu dengan waktu.
Sementara pejabat, dipaksa untuk memprioritaskan yang paling cocok untuk menerima perawatan.
Mereka menambahkan, "Siapa yang hidup dan mati, ditentukan berdasarkan usia dan kondisi kesehatan, beginilah keadaan dalam perang."
Para penulis dokumen, dan para profesional medis dipaksa membuat penilaian moral dalam upaya merawat pasien sebanyak mungkin.
Kriteria tersebut belum diimplementasikan, dan masih membutuhkan persetujuan dari komunitas ilmiah.
Kemudian, pedoman tersebut akan dikirim ke setiap rumah sakit.
Pasien yang tidak kedalam kriteria perawatan, tetap mendapatkan bantuan medis, tetapi tidak perawatan intensif."
Dokumen itu menambahkan, "Kriteria tersebut menetapkan pedoman jika situasinya menjadi luar biasa, untuk membuat pilihan terapi pada kasus individu, tergantung ketersediaan sumber daya, yang memaksa rumah sakit fokus pada kasus tertentu."
Baca Juga: Jangan 'Panic Buying', Sebab Kebutuhan Pokok Aman Sampai 6 Bulan ke Depan
Sementara itu, petugas medis lainnya memperingatkan, banyaknya kasus yang membutuhkan dukungan perawatan intensif.
Murizio Cecconi kepala departemen anestesi dan unit perawatan intensif di Rumah Sakit Milan, mengatakan, sebagian orang terinfeksi Covid-19 akan pulih dengan sendirinya.
Rumah sakit katanya harus mempersiapkan kapasitas lebih, termasuk tempat tidur dan ruang ICU.
"Tetapi jangan pikir, bahwa Anda bisa memenangkan pertempuran ini hanya dengan meningkatkan kapasitas tempat tidur," katanya.
Italia kini menghadapi salah satu dari kondisi virus coron terburuk setelah China.
Perdana Menteri Italia, Giusepe Conte memerintahkan semua unit bisnis untuk tutup dan memperkenalkan langkas sosial.