Sering Gembar-gemborkan Jihad, ISIS Ternyata Takut Corona Hingga Larang Anggotanya ke Eropa, 'Wabah adalah Siksaan'

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Jaringan teroris ISIS mengeluarkan larangan bagi anggotanya untuk bepergian ke Eropa.

Larangan itu terkait wabah virus corona yang menyebar di Benua Biru.

Keterangan ini disampaikan oleh buletin ISIS, Al-Naba, yang mengimbau para anggota yang sehat agar tidak memasuki "daratan epidemi" untuk menghindari infeksi.

"Daratan epidemi" merujuk ke Benua Eropa, wilayah dengan penyebaran virus corona terbesar selain China, Korea Selatan, dan Iran.

Baca Juga: Malaysia Ambil Kebijakan Lockdown Selama 2 Minggu, WNA Dilarang Masuk hingga Pemerintah Jamin Stok Beras Cukup

Eropa sendiri telah ditetapkan sebagai pusat penyebaran virus dengan nama resmi SARS-CoV-2 ini, oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Namun untuk para anggotanya yang sedang sakit dan tinggal di Eropa, diperintahkan tetap berada di sana.

"Mereka yang sehat dilarang memasuki daratan epidemi, dan yang terjangkit tidak boleh keluar dari sana," demikian yang tertulis di buletin ISIS.

Baca Juga: Terbawa Emosi Sedih, Kecewa, Bingung, Beginilah Mereka yang 24 Jam Berada di Garda Depan Memerangi Wabah Covid-19, Kebahagiaan Hanya Satu: Melihat Para Pasien Sembuh

Instruksi pun diberikan untuk menutup mulut dengan tangan saat menguap dan bersin, lalu mencuci tangan secara berkala.

Melalui buletinnya, ISIS mengibaratkan menghindari orang-orang yang terjangkit virus corona seperti lari dari kejaran singa.

Buletin tersebut juga menyebut bahwa "wabah adalah siksaan yang dikirim oleh Tuhan kepada siapa pun yang Dia kehendaki".

Baca Juga: Aktor Film Marvel Idris Elba dan 2 Aktor Lainnya Positif Virus Corona

"Penyakit tidak menyerang dengan sendirinya, tapi atas perintah Tuhan," tulis buletin itu, dikutip dari Times of India.

ISIS telah kehilangan banyak area kekuasaan di Timur Tengah setelah sejumlah kekalahan yang diderita, tetapi masih aktif di Irak dan Suriah dengan bentuk terfragmentasi.

Baca Juga: Tempuh Jarak 200 Kilometer Melintasi Hutan Terpencil, Anjing Ini 'Berurai Air Mata' dalam Perjalanan Pulang ke Rumah Majikan yang 'Membuangnya'

Irak sendiri turut terdampak wabah yang berasal dari Wuhan ini, dengan 124 kasus dan 10 korban meninggal sampai Senin (16/3/2020) menurut data dari Worldometers.

Sementara itu di Eropa yang ditetapkan WHO sebagai pusat baru penyebaran virus, mencatatkan angka infeksi tertinggi di Italia, Spanyol, Jerman, dan Prancis.

Sampai hari ini Italia memiliki 24.747 kasus dengan 1.809 korban meninggal dunia.

Baca Juga: Khawatir Terkena Corona, Warga Penuhi Ruang Isolasi RSUD Pasar Minggu, 'Pasien Terus Menerus Masuk'

Pasien sembuhnya sebanyak 2.335 orang.

Lalu di Spanyol terdapat 7.845 kasus virus corona yang merenggut 292 nyawa.

Sebanyak 517 pasien dinyatakan pulih.

Kemudian Jerman mencuat dengan 5.813 kasus dan 13 korban meninggal. 46 pasien telah sembuh.

Baca Juga: Rudalnya Sudah Dipesan hingga Gelontorkan 200 Juta US Dolar untuk Memboyongnya, Indonesia Dikabarkan Bernegosiasi dengan China untuk Beli Kapal Perang dari Negeri Tirai Bambu Itu

Di bawah Jerman ada Perancis yang mencatatkan 5.423 kasus infeksi. 127 korban meninggal, dan yang sembuh 12 orang.

Secara global, kasus virus corona sebanyak 169.610, dengan jumlah kematian 6.518 jiwa dan pasien sembuh 77.776 orang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "ISIS Larang Anggotanya ke Eropa untuk Hindari Virus Corona"

Artikel Terkait