Sederet Fakta Lengkap di Balik Solo KLB Virus Corona, Kronologi hingga Fakta-fakta Lainnya...

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) virus corona di Solo, Jawa Tengah.

KLB ditetapkan oleh Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo selama 14 hari ke depan.

"Memutuskan, menetapkan Solo KLB virus corona. Suratnya sudah diputuskan malam. Besok pagi sudah kita keluarkan surat itu," kata Rudy, Jumat (13/3/2020) malam usai rapat koordinasi di Rumah Dinas Wali Kota Solo Lodji Gandrung.

Penetapan status KLB ini menyusul adanya dua pasien positif corona yang sempat diisolasi di RSUD Dr Moewardi Solo.

Baca Juga: Su-35 dari Rusia Terancam Batal Dibeli, Amerika Serikat Harus Tawarkan Jet Tempur Mematikan Sebagai Gantinya untuk Diakuisisi Indonesia

Satu orang pasien positif corona, berjenis kelamin laki-laki serta berusia 59 tahun dinyatakan meninggal dunia, Rabu (11/3/2020).

Kasus pasien positif corona meninggal di Solo ini menjadi kasus yang pertama terjadi di Provinsi Jawa Tengah.

Berikut sederet fakta lengkap mengenai KLB corona di Solo:

1. Riwayat sementara pasien

Baca Juga: Begini Saat Ratna Sari Dewi, Istri Kelima Bung Karno Kini Jadi YouTuber, Sebut Bahwa Minuman yang Tengah Tren Ini Sebenarnya Sudah Dikenal Indonesia Berpuluh Tahun Lalu

Kasus positif corona ini bermula saat dua pasien diisolasi di RSUD Dr Moewardi Solo. Satu orang meninggal dunia.

Setelah dilakukan penelusuran sementara, kedua warga Solo tersebut sempat menghadiri seminar di Kota Bogor, Jawa Barat.

"Dua pasien itu sama-sama datang ke acara seminar di Bogor," jelas Dokter Spesialis Paru RSUD Dr Moewardi Surakarta Harsini, dalam jumpa pers di Kantor Dinkes Jateng, Kamis (12/3/2020).

Sepulang dari Bogor, keduanya mengeluh batuk, pilek hingga demam. Mereka lalu mendapatkan perawatan di rumah sakit di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kesehatan Hari Ini 15 Maret 2020, Aries Usahakan Tidur Lebih Awal dan Libra Dianjurkan untuk Mengikuti Kelas Yoga

Seminggu menjalani perawatan, kondisi mereka tak kunjung membaik. Demam di tubuh bahkan mencapai 38 derajat celcius.

Tanggal 8 Maret 2020, keduanya dirujuk ke RSUD Dr Moewardi.

Di rumah sakit tersebut, pasien menjalani perawatan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan diisolasi.

Satu pasien masih dirawat. Sedangkan satu lainnya meninggal dunia Rabu (11/3/2020).

Baca Juga: Tak Tersentuh Corona, 7 Desa Tersembunyi Ini Benar-benar Luar Biasa, Termasuk yang Berada di Tengah Kawah Gunung Berapi

Pihak rumah sakit telah mengambil sampel lendir tenggorokan dari pasien.

Namun di hari saat pasien meninggal, mereka belum mendapatkan hasil laboratorium tersebut.

2. Dimakamkan di Magetan, jasad dibungkus plastik

Usai dinyatakan meninggal dunia, jasad pasien positif corona dibawa ke Magetan, Jawa Timur untuk dimakamkan.

Baca Juga: Sebut Keluarga Remaja Pembunuh Bocah 'Tidak Normal', Komnas PA: Ada Kerinduan yang Hilang dari Keluarga Itu

Pemakaman jenazah dilakukan sesuai prosedur penanganan virus corona yakni dengan membungkus jenazah menggunakan plastik.

"Dibungkus plastik kemudian langsung dimasukkan ke peti. Tidak boleh ada keluarga pasien. Hanya ada tim medis," kata Harsini.

Pasien tersebut dimakamkan di Magetan atas permintaan keluarga.

Meskipun pasien berdomisili di Solo namun keluarga besar pasien tersebut berada di Magetan, Jawa Timur.

Baca Juga: Beginilah Perbedaan Menggunakan Hand Sanitizer dan Menggunakan Sabun Untuk Mencuci Tangan, Lebih Efektif Mana Untuk Mencegah Virus Corona?

3. Dinyatakan positif

Jumat (13/3/2020), Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona, Achmad Yurianto memastikan pasien meninggal yang sempat diisolasi di RSUD Dr Moewardi tersebut positif corona.

"Iya, terakhir kita ketahui bahwa hasilnya positif ( Covid-19)," kata Achmad Yurianto saat dihubungi oleh Kompas.com.

Yuri mengatakan, Dinas Kesehatan Surakarta menindaklanjuti dengan melakukan penelusuran riwayat perjalanan serta siapa saja yang kontak dengan pasien itu.

"Artinya juga harus kita tracking ke mana saja serta siapa saja yang pernah kontak dengan almarhum. Ini yang sedang dikerjakan oleh Dinkes Solo," ucap Yuri.

Baca Juga: Mencium Aroma Busuk, Warga Jember Temukan Kakek 85 Tahun Ini Ternyata Hidup dengan Mayat Menatunya yang Membusuk, Istrinya Sebenarnya Tahu Tapi Memilih Bungkam, Terungkap Begini Kisah di Baliknya

4. Ganjar minta warga lapor

Setelah dinyatakan postif corona, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta warganya proaktif melapor.

Warga yang sempat berhubungan maupun bertemu dengan pasien positif Covid-19 tersebut diminta melapor.

Laporan bisa ditujukan ke rumah sakit rujukan terkait virus corona yang ada di Jawa Tengah.

"Saya butuh bantuan masyarakat untuk membantu siapa bertemu siapa, tidak usah takut. Karena kita akan proaktif membantu memeriksa," kata Ganjar saat berkunjung ke Solo, Jumat (13/3/2020).

Gubernur mengatakan, pemerintah dan pihak berwenang akan menjamin kerahasiaan identitas pelapor.

Jajarannya, lanjut Ganjar, juga akan melakukan pelacakan pada keluarga pasien positif virus corona.

Baca Juga: Inilah Satu-Satunya Harapan Terbesar Umat Manusia Untuk Berantas Virus Corona, Jika Kasus Ini Terpecahkan Menemukan Vaksin dan Mengungkap Sumber Virus Corona Akan Sangat Mudah

5. Ada 4 Toko Ditutup

Terkait penelusuran riwayat kontak pasien meninggal yang positif virus corona, Ganjar mengatakan, pemerintah menutup 4 toko di Solo, Jawa Tengah.

Penutupan ini merupakan tindak lanjut pelacakan riwayat pasien yang dilakukan oleh pemerintah.

"Ada sekitar empat toko untuk kita minta ditutup dulu. Ada isolasi paling tidak selama sehari untuk dilakukan pengecekan full dari pemerintah," kata Ganjar.

Gubernur juga meminta, tempat-tempat keramaian menyediakan fasilitas cuci tangan.

Namun Ganjar menambahkan, sebaiknya warga menghindari tempat-tempat keramaian hingga situasi kondusif.

"Kita juga minta kades-kades untuk sosialisasi di tempat-tempat yang biasanya ada kerumunan pastikan apakah itu mall, pasar, tempat ibadah, sekolah untuk menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun," kata dia.

Baca Juga: Waspada Penularan Virus Corona, Ini 7 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Lakukan Karantina Diri Sendiri

6. Ada 62 orang dikarantina

Penelusuran riwayat juga menyasar orang-orang terdekat dengan pasien.

Sebanyak 62 orang warga kini menjalani karantina mandiri.

62 orang itu dipastikan pernah kontak dekat dengan pasien positif corona.

"Kita kan tidak tahu. Dengan dikarantina dia bisa istirahat, satu. Kedua, kalau terjadi infeksi kan bisa memutus. Istilahnya melokalisir. Mencegah ini kan lebih baik dari pada terlambat," kata Kepala Dinas Kesehatan Surakarta Siti Wahyuningsih.

62 orang tersebut yakni 16 orang tenaga kesehatan RS Dr Oen Kandang Sapi, 15 orang tenaga kesehatan RS Dr Oen Solobaru, 6 orang tenaga kesehatan dari Klinik Mojosongo, 12 orang keluarga pasien, 6 orang konak dekat dengan pasien meninggal dan 7 orang karyawannya.

Karantina akan dilakukan selama 14 hari. Kondisi mereka selama karantina akan dipantau oleh petugas medis.

Baca Juga: Pelajaran dari Pasien Sembuh Virus Corona: Jangan Panik, Berikut Kisahnya dari Gejala yang Tak Terdeteksi hingga Minum Obat yang Dijual Bebas

7. Sekolah diliburkan, kegiatan ditunda

Pemkot Surakarta kemudian menetapkan status KLB pada Jumat (13/3/2020). Imbasnya, seluruh sekolah diliburkan selama 14 hari.

"Sekolah SD dan SMP segerajat kita liburkan," kata Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. Selain meliburkan kegiatan belajar mengajar, pemerintah juga meniadakan study tour. Sedangkan untuk jenjang SMA/SMK sederajat tetap masuk lantaran adanya ujian.

Namun Rudy mengingatkan, pihak sekolah wajib memberlakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Setelah ujian selesai, siswa SMA/SMK boleh belajar di rumah.

Sedangkan kegiatan lainnya, seperti Solo Car Free Day setiap Minggu pagi diliburkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari potensi penularan di kerumunan warga.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sederet Fakta Lengkap di Balik Solo KLB Virus Corona..."

Artikel Terkait