Find Us On Social Media :

Kulit dan Darah Keturunan Afrika Dianggap Jadi Kunci Kenapa Orang-orang Kulit Hitam Ini Bangga Lantaran 'Kebal' Terhadap Virus Corona, Benarkah Demikian?

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 13 Maret 2020 | 13:34 WIB

Orang-orang Kulit Hitam Ini Merasa Bangga Dirinya 'Kebal' Terhadap Virus Corona, Benarkah Demikian?

Intisari-Online.com - Penyebaran virus corona di seluruh dunia membuat banyak warga waspada dan melindungi dirinya agar tak terjangkiti.

Tetapi sementara virus corona telah menyebar ke semua benua kecuali Antartika, banyak orang di media sosial telah memperhatikan bahwa belum ada satu pun pengumuman kasus yang menimpa orang kulit hitam.

Pernyataan itu benar hingga Rabu malam turun pemberitaan bahwa Rudy Gobert, pemain bola basket profesional kulit hitam ini didiagnosis positif virus corona sebagaimana dilansir News One, Rabu (11/3/2020).

Sebelumnya, orang-orang kulit hitam meyakini bahwa mereka kebal virus corona.

Baca Juga: Kim Jong Un 'Melarikan Diri dari Ibukota Korea Utara untuk Menghindari Virus Corona,' Kabarnya 3.700 Tentara Tengah Dikarantina

Beberapa dari mereka juga mengemukakan alasan yang tidak masuk akal di balik argumen bahwa mereka kebal terhadap virus corona karena kulit dan darah Afrika mereka.

Namun, satu-satunya pemberitaan berbasis ras tentang virus corona adalah tentang bagaimana orang-orang (di Amerika) membenci orang Asia karena dianggap jadi biang keladi munculnya virus itu.

Baca Juga: Seekor Babi Terlahir dengan 'Wajah dan Rambut Manusia' Terekam Menggeliat-geliat di Lengan Seorang Petani, Terjadi Karena Penggunaan 'Obat' Ini yang Berlebihan?

Virus corona sendiri sejak pertama kali dilaporkan keluar dari kota Wuhan sekarang telah menginfeksi 128.000 ribu orang dan menyebabkan 4.720 kematian di seluruh dunia.

Di AS, jumlah yang terinfeksi lebih dari 800 dan jumlah kematian setidaknya 27, menurut New York Times.

Awalnya, dari semua kasus positif corona yang ada, sangat sulit diabaikan bahwa belum ada satu kasus yang dilaporkan secara spesifik menunjukkan bahwa orang kulit hitam terinfeksi oleh atau meninggal karena komplikasi yang diakibatkan oleh penularan virus corona.

Baca Juga: Tak Tersentuh Corona, 7 Desa Tersembunyi Ini Benar-benar Luar Biasa, Termasuk yang Berada di Tengah Kawah Gunung Berapi

Hal itu lalu membuka klaim ngawur bahwa orang kulit hitam kebal terhadap virus corona.

Meski begitu, berkali-kali klaim itu terlontar dan sudah berkali-kali pula dibantah karea tidak memiliki dasar ilmiah.

Sekarang diketahui bahwa virus coeona telah menyebar di 10 negara Afrika dan telah menginfeksi sekitar 100 orang di benua itu.

Kematian pertamanya adalah di Mesir, di mana CNN melaporkan lebih dari setengah kasus berada di Afrika.

Baca Juga: Bau Amis Tercium, di Kota Ini Orang-orang Panik Mendadak Banjir Darah Menyapu Jalanan, Setelah Ditelusuri Ternyata Dari Sinilah Asal Genangan Darah Tersebut

Seakan membantah klaim orang hitam kebal corona, Jen Caudle, seorang dokter keluarga Afrika-Amerika dan seorang profesor di Universitas Rowan di New Jersey, mengkonfirmasi kepada Philadelphia Inquirer bahwa ya, orang kulit hitam memang dapat terkena virus corona.

“Tidak ada bukti yang mengatakan bahwa orang kulit hitam kebal corona. Ini hanya mitos," katanya.

"Siapa pun bisa terkena virus corona."

Baca Juga: Uangnya untuk Foya-foya, Prajurit TNI Jual Senjata dan Amunisi ke KKB

Meski begitu, ada beberapa faktor spesifik yang membuat beberapa orang hitam tertentu lebih rentan terhadap virus ini.

Mereka termasuk populasi tunawisma Amerika.

Menjadi tunawisma meningkatkan risiko 2 kali lipat untuk tertular virus corona.

"Mereka memiliki risiko ganda," kata Chunhuei Chi, direktur Pusat Kesehatan Global di Oregon State University di Corvallis.

Baca Juga: Viral, Area Kuburan di Depok Dijadikan Lokasi Dangdutan sampai Pagi, Penjaga Kuburan: 'Kita Anggap Orang-orang Gila Saja Semuanya'

Demikian pula, New York Times baru-baru ini melaporkan bahwa tinggal di komunitas miskin dan perkotaan dapat memperumit jenis risiko kesehatan yang ada yang dapat diperburuk oleh coronavirus terlepas dari suku bangsa dan ras.

"Wabah dapat menghancurkan komunitas kulit hitam dan Latin berpenghasilan rendah yang, bahkan di saat terbaik sekalipun, menghadapi tantangan medis yang serius," tulis Times.

Dan jika berita bahwa Gobert - yang ayahnya berkulit hitam dan ibu berkulit putih - tidak cukup bukti, sudah sangat jelas bahwa coronavirus tidak mendiskriminasi korbannya berdasarkan ras.

Itu artinya, orang kulit hitam juga bisa terkena virus corona, sama seperti orang lain.

Baca Juga: Tinggal 4 Hari dengan Mayat Menantunya, Kakek 85 Tahun dengan Santai Bilang ke Istri Bahwa Ia Membunuhnya, 'Aku Habis Membunuh'