Find Us On Social Media :

Mengintip Sejarah, ini Dia Empat Kontroversi Supersemar yang Masih Misteri, Benarkah Jadi Alat 'Kudeta Merangkak' Pemerintahan Soekarno?

By Maymunah Nasution, Rabu, 11 Maret 2020 | 19:30 WIB

Kisah Soekarno Ditodong Pistol untuk Memaksanya Tandatangani Supersemar

"Saya, kata Presiden Soeharto, tidak pernah menganggap Surat Perintah 11 Maret sebagai tujuan untuk memperoleh kekuasaan mutlak. Surat Perintah 11 Maret juga bukan merupakan alat untuk mengadakan kup terselubung," demikian kutipan di Harian Kompas terbitan 11 Maret 1971.

2. Sosok yang terlibat siapa saja?

Secara mendasar, Supersemar melibatkan Presiden Soekarno dan Letjen Soeharto. Namun, surat itu tidak diberikan langsung melainkan melalui perantara tiga jenderal.

Dengan demikian, ada lima orang yang terlibat dalam penyerahan "surat sakti" tersebut.

Baca Juga: Padahal Harta Rp92 Triliun Ditemukan Tertimbun di Bawah Rumahnya, Pemilik Rumah Ini Sepeserpun Tak Bisa Menikmatinya, Tapi Justru Mengaku Bahagia Karena Ini

Selain Soekarno dan Soeharto, ada juga nama Brigjen Amirmachmud, Brigjen M Jusuf, dan Mayjen Basuki Rachmat.

Soekarno selaku presiden pada Jumat pagi, 11 Maret 1966, sempat mengadakan rapat Kabinet 100 Menteri.

Namun, dia harus meninggalkan lokasi setelah mendengar ada pasukan tak dikenal di sekitar Istana Kepresidenan di Jakarta.

Amirmachmud selaku anggota kabinet kemudian melaporkan kondisi terakhir di Istana kepada Soeharto.

Baca Juga: Orang Tua Korban Meminta Pelaku Dihukum Mati, Kak Seto Justru Memohon Agar NF Tidak Ditahan, Rupanya ada Perubahan Sikap yang Drastis Sejak Pelaku Masuk SMP