Advertorial

Orang Tua Korban Meminta Pelaku Dihukum Mati, Kak Seto Justru Memohon Agar NF Tidak Ditahan, Rupanya ada Perubahan Sikap yang Drastis Sejak Pelaku Masuk SMP

May N

Penulis

Saat orang tua korban meminta pelaku NF dihukum mati, Kak Seto justru memohon agar NF tidak ditahan, rupanya ada perubahan sikap drastis dari ABG itu
Saat orang tua korban meminta pelaku NF dihukum mati, Kak Seto justru memohon agar NF tidak ditahan, rupanya ada perubahan sikap drastis dari ABG itu

Intisari-online.com -Saat ini kasus pembunuhan balita 6 tahun oleh remaja NF di Sawah Besar, Jakarta Pusat masih dalam penyidikan.

Melansir Tribunnews dan Tribun Jakarta, ayah korban APA, Kartono, berharap NF dihukum mati.

"Saya penginnya pelaku dihukum seberat-beratnya, kalau bisa hukuman mati lah," kata Kartono.

Ia pun menuturkan tak menaruh curiga sama sekali pada NF.

Baca Juga: Akhirnya Terkuak Pemicu Remaja NF Bunuh Bocah 6 Tahun, Psikiater: Ada Kelainan dalam Memproses Informasi dan Perasaan, Seperti Psikopat

Pasalnya, APA sering bermain ke rumah NF untuk bermain dengan adik NF.

"Kalau akrab kan dia (APA) main sama adiknya (NF). Kalau enggak ada, dia enggak ajak main juga gitu, kalau ada ya main. Enggak melihat ada yang aneh, udah main biasa lama juga," tuturnya.

"Saya enggak sangka, anak saya di situ sudah lama bertetangga. Sudah lama. Biasa (APA) main dengan adiknya umur 4 tahun," imbuh dia.

Kartono mengungkapkan sang anak semasa hidupnya suka mengaji dan mengenakan baju muslim lengkap beserta kerudungnya.

Baca Juga: Seorang Raja Sekalipun Harus Berlutut di Hadapannya, Inilah Manusia Setengah Dewi yang Disembah Orang Hindhu dan Budha di Nepal

"Anak saya ini nurut banget orangnya. Suka ngaji, paling demen pakai baju muslim pakai kerudung. Tapi saya ikhlas," ucapnya.

Meski sudah mengikhlaskan kepergian APA, Kartono masih tak habis pikir dengan kejadian yang menimpanya.

"Saya nggak habis pikir bisa setega itu sampai makan nyawa anak kecil gitu, yang saya pikirin itu anak kecil kok ya sampai begitu," katanya.

Walau begitu, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi atau Kak Seto memohon agar NF tidak dipenjara.

Baca Juga: Tak Sadar Terinfeksi Virus Corona, 6 Orang Ini Terlanjur Donorkan Darahnya dan Ternyata Telah Ditransfusikan pada 9 Orang Lainnya

Ia menyarankan agar NF direhabilitasi.

Hal ini disampaikan Kak Seto kepada Kompas TV pada Selasa (10/3/2020).

“Kami apresiasi kepolisian. Tapi diimbau untuk tidak menahan pelaku, melainkan memberikan rehabilitasi,” ucapnya.

Rehabilitasi, menurut Kak Seto, diperlukan agar perilaku NF bisa berubah.

Baca Juga: Viral Satu Keluarga Tewas Keracunan Sehabis Makan Ikan Buntal, Rupanya Ikan Buntal Termasuk Salah Satu Makanan Berbahaya di Dunia, Apa Saja yang Lain?

Ia juga menjelaskan, aksi kekerasan oleh anak-anak dipengaruhi lingkungan tempat tinggalnya.

Seperti kurangnya pengawasan orang tua, membiarkan anak menyaksikan kekerasan hingga mencontoh.

“Anak bisa melakukan kekerasan hingga menelan korban jiwa diduga karena kurangnya pengawasan orang tua,” tegasnya.

Kebiasaan Pelaku yang Berubah

Baca Juga: Dilaporkan 180 Tentara Korea Utara Tewas Akibat Virus Corona, Kim Jong-Un Tak Tinggal Diam Eksekusi Mati Siap Dijalankan Inilah Pihak yang Akan Dijadikan Kambing Hitam

Masih mengutip Tribun Jakarta, seorang tetangga NF bernama Yanti, mengatakan sikap remaja berusia 15 tahun ini berubah drastis saat SMP.

Dulu, NF dikenal dekat dengan anak-anak.

Yanti mengungkapkan, NF kerap mengajak anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya untuk bermain di rumahnya saat ia masih duduk di bangku SD.

Namun, ketika masuk SMP, NF jarang terlihat bermain.

Baca Juga: Berani Menggesek-gesekkan Parang Tajam di Pipi Seorang Presiden Perusahaan Besar, Apa yang Diucapkan Wanita Ini Kemudian Benar-benar Lebih Tajam dari Parang yang Dipegangnya

Ia pun menambahkan, NF sering mengurung diri di kamarnya yang berada di lantai dua.

“Dia tidak main. Dulu lagi SD pernah main, mengajak anak-anak ke atas,” terang Yanti.

Kepada pihak kepolisian, NF mengaku ia tidak suka atas perceraian orang tuanya.

Diketahui, ayah ibu NF bercerai dan kini masing-masing telah menikah lagi.

Baca Juga: Belum Selesai Penanganan Covid-19 di Negara Kita, WNI di Singapura ini Juga Positif Virus Corona, Diduga Tertular di Jakarta

NF sendiri selama ini tinggal bersama ayah, ibu tiri, dan adik tirinya.

Meski mengaku tak membenci, NF mengungkapkan ia tidak suka orang tuanya bercerai.

Pasalnya, ia merasa tak lagi dipedulikan oleh sang ayah dan ibu.

"Kalau yang saya tanyakan langsung 'adakah yang kamu benci di rumah sekarang ini', antara orang tua bapaknya atau ibu tiri. Dia bilang tidak ada. Kepada adiknya tidak juga," terang Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto, dilansir dari YouTube metrotvnewsdan Tribunnews.

Baca Juga: 5 Cara Kerajaan Arab Saudi Cegah Penyebaran Virus Corona, Salah Satunya Bersihkan Masjidil Haram 7 Kali Sehari

"Memang dia agak sedikit tidak suka kepada orang tua kandungnya, karena merasa ditinggal sama orang tua kandungnya," tambahnya.

Lebih lanjut, Heru menyebutkan NF mengaku memelihara kucing.

Meski begitu, kucing NF dibuang oleh ibu tiri lantaran rumah mereka terlalu sempit.

"Jadi interogasi kemarin memang ada kita tanya 'apakah kamu menyayangi binatang', ada salah satunya kucing."

Baca Juga: Mulai dari Harga Minyak Anjlok ke Level Terendah Sejak 1991 Sampai Wall Street Terseret ke Zona Merah, ini Dia Dampak Ngotot-ngototan Raja Salman dan Vladimir Putin Terkait Harga Minyak Mentah, jadi Untung Apa Rugi?

"Sekarang dia bilang tidak ada karena dibuang sama ibu tirinya," jelas Heru.

"Rumahnya sangat kecil dan sempit, kadang-kadang ibunya tidak suka, terus dibuang," imbuh dia.

Selain itu, NF juga mengaku dirinya tak suka kodok.

Ia bahkan mengatakan pernah membunuh kodok, menusuk-nusuknya memakai garpu hingga mati.

Baca Juga: Laporan Rahasia Menyebut China Mengambil Organ dari Tahanan Muslim Uighur Untuk Merawat Pasien Virus Corona

"Kami nanya juga ada binatang yang kamu tidak sukai pertama diem, 'kamu suka kodok?', 'tidak'," ujar Heru menirukan jawaban NF.

"'Bagaimana kamu membunuh kodok?', 'dengan menggunakan garpu ditusuk-tusuk sampai mati'," lanjutnya.

(Pravitri Retno Widyastuti)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Update Kasus Siswi SMP Bunuh Bocah: Permintaan Kak Seto hingga Kebiasaan Pelaku saat SD

Artikel Terkait