Kisah Inspiratif Katherine Johnson, Sosok Pintar 'Manusia Komputer' NASA yang Melawan Isu Feminisme Kulit Hitam di Tempat Kerja, Meninggal Dunia di Usia 101 Tahun

May N

Penulis

Taraji P. Henson perankan Katherine Johnson dalam film

Intisari-online.com -NASA menjadi tonggak kemajuan negara Amerika Serikat, dan bukti betapa mutakhirnya teknologi mereka dalam mengeksplorasi dunia serta alam semesta.

Namun tahukah Anda, di balik keunggulan lembaga astronomi tersebut terdapat sosok inspiratif perempuan kulit hitam yang membungkam seluruh suara yang mengatakan ia tidak mampu bekerja di NASA.

Katherine Johnson adalah seorang matematikawan yang bekerja di NASA di era isu feminisme dan kulit hitam masih sensitif.

Namun sosok "manusia komputer" Katherine Johnson berhasil melawan semua isu-isu tersebut.

Baca Juga: Jadi 'Pahlawan' Dalam Tragedi Susur Sungai yang Hanyutkan Ratuan Siswa, Kodir dan Mbah Diro yang Dapatkan Uang Penghargaan Rp 10 Juta Malah Menolak, Akhirnya Gunakan untuk Hal Mulia Ini

Perhitungannya bertanggung jawab untuk meluncurkan para astronot ke luar angkasa dan mendaratkan mereka kembali.

Kemampuannya juga menjadi kunci keunggulan NASA dalam bidang astronomi melawan Rusia, yang kala itu disebut Uni Soviet.

Katherine bersama kelompok wanita kulit hitam pintar lainnya, yang telah membuat perjalanan luar angkasa Amerika terjadi dengan mudah, meninggal minggu ini.

NASA umumkan kematiannya pada Senin, ia meninggal pada usia 101 tahun.

Baca Juga: Bertemu Teman Kencan dari Tinder, Pria Ini Tak Sadar Wanita yang Ditemuinya Tidak Berbusana Selama di Mal, Ketahuan Karena Hal Ini

Katherine bekerja di NASA dalam kelompok matematikawan yang perhitungannya digunakan untuk menjadi data misi luar angkasa NASA yang pertama kali.

Namun, mahakaryanya selama ini tersembunyi sampai sebuah film di tahun 2016, berjudul "Hidden Figures", yang menceritakan kisah dan pencapaian Katherine dalam era feminisme dan rasisme yang sangat kuat.

Dalam film "Hidden Figures", Katherine diperankan oleh aktris bertalenta Taraji P. Henson.

Baca Juga: Jadi Epicentrum Virus Corona, Jarang Ada yang Tahu Sejarah Panjang Kota Wuhan, 'Mantan' Ibu Kota China yang Lama Dilupakan Pihak Barat, Sempat Disebut Chicago di China

Katherine lahir di White Sulphur Springs, Virginia Barat pada 1918.

Sejak kecil ia begitu pintar dan bakatnya di Matematika segera terpancar, dan ia menjadi salah satu dari 3 siswi kulit hitam yang terpilih untuk lanjutkan kuliah di Universitas West Virginia.

Awalnya, ia adalah seorang guru tetapi dia memfokuskan riset di matematika.

Mengikuti perintah eksekutif untuk melarang diskriminasi rasis di industri pertahanan, Katherine dipekerjakan di NASA, yang dahulunya bernama NASA.

Baca Juga: Dibawa ke Rumah Sakit karena Demam, Dokter Justru Ungkap Fakta Mengejutkan tentang Bayi 20 Bulan Ini, Ada Tanda dan Cedera Akibat Pelecehan Seksual, Pelakunya Tidak Disangka-sangka

Ia menjadi salah satu dari peneliti kulit hitam dengan titel sarjana yang dipekerjakan di laboratorium agen aeronautikal tersebut melalui inisiatif.

Ia mulai bekerja tahun 1953, awalnya di kelompok khusus wanita sebelum dengan cepat ia berpindah ke Divisi Penelitian Penerbangan selama beberapa tahun.

Karirnya meningkat dengan cepat di pertengahan dekade 50an saat perlombaan luar angkasa Rusia dan Amerika meningkat.

Ia ditugaskan untuk lakukan analisis transek bagi astronot Alan Shepherd pada misi 1961.

Baca Juga: Kematian Siap Menjemput Jika Sedikit Saja Salah Bertindak, Inilah Tim Medis Elite yang Diterjunkan China untuk Menangkan Pertempuran Melawan Corona, Tingkat Kesalahan Mereka Harus Nol Persen

Alan Shepherd adalah astronot Amerika pertama.

Akurasinya dengan cepat mendapat perhatian, dan John Glenn, astronot yang mengorbit mengitari bumi pada 1962 meminta bantuannya.

John Glenn skeptis dengan perhitungan komputer, sehingga dia meminta para insinyur untuk "cari wanita itu" dan membandingkan perhitungan Katherine dengan perhitungan komputer.

"Jika dia (Katherine) bilang perhitungan itu benar, aku berani berangkat," ujar Katherine mengingat apa yang diucapkan Glenn.

Baca Juga: Penanggulangannya Akan Semakin Sulit, Peneliti Konfirmasi Bahwa Seseorang Bisa Menularkan Virus Corona Meski Tak Tunjukkan Gejala, Wanita Ini Buktinya

Katherine meloloskan perhitungan itu, dan penerbangan Glenn menjadi sebuah kesuksesan, yang juga menjadi kemenangan Amerika dalam peperangan luar angkasa.

Meski begitu, pekerjaan mulia Katherine diabaikan selama puluhan tahun.

Baru setelah rilisnya buku "Hidden Figures" yang dengan cepat dibuat film di tahun yang sama, pihak berwenang memberi penghargaan kepada Katherina dan 2 wanita kulit hitam matematikawan lain, Dorothy Vaughan dan Mary Jackson.

Baca Juga: Balas Dendam Adik Bungsu Dipukuli, Kakak Beradik Ini Bersekongkol Aniaya Siswa SD hingga Tewas, Bahkan Tusuk Korban dengan Bambu

Artikel Terkait