Find Us On Social Media :

Walau Berbiaya Murah dan Salah Satu Maskapai Paling Menguntungkan, Tapi Maskapai Ini Juga Mungkin Jadi Maskapai Paling Berbahaya

By Mentari DP, Senin, 16 April 2018 | 13:45 WIB

 

Intisari-Online.com - Allegiant Air adalah maskapai berbiaya sangat rendah yang berbasis di Las Vegas, Amerika Serikat.

Mereka juga kebetulan menjadi salah satu maskapai penerbangan paling menguntungkan di negara ini.

Hanya saja, menurut catatan penerbangan federal, wawancara dengan pilot, serta ahli mekanik dan industri, maskapai ini juga mungkin menjadi maskapai yang paling berbahaya.

Dilansir dari cbsnews.com, maskapai ini menerbangkan 12 juta penumpang tahun lalu dengan 99 pesawat ke 120 tempat tujuan dari California ke Florida.

Baca juga: Super Cepat! Inilah 7 Pesawat Tempur Tercepat di Dunia, Ada yang Kecepatannya 7 Kali Pesawat Komersial

Baca juga: Asyik, Gerbong ‘Sleeper’ yang Mirip ‘First Class’ di Pesawat Beroperasi Lebaran, Ini Harga Tiketnya

Tapi pada musim panas 2015, terjadi beberapa kerusakan mesin di udara dan itu terjadi pada lima kali dalam satu hari.

Alhasil, Steve Kroft, seorang korespondel 60 Minutes, bersama dengan produsen Michael Karzis dan Vanessa Fica, melakukan penyelidikan tentang masalah keamanan di Allegiant Air.

Mereka bertiga menghabiskan lebih dari tujuh bulan untuk menyelidiki catatan keamanan Allegiant Air. Dan pada minggu ini hasil temuan mereka dibagikan pada siaran pers dalam laporan dua bagian.

Kroft menemukan bahwa antara 1 Januari 2016 dan akhir Oktober lalu, Allegiant Air mengalami lebih dari 100 insiden mekanis serius, termasuk lepas landas yang dibatalkan, pendaratan cepat, malfungsi pengendali penerbangan, sampai kegagalan mesin di udara.

Dalam percakapan dengan 60 Minutes Overtime's Ann Silvio, Kroft mengatakan dia dan timnya mencoba untuk mendapatkan laporan ringkasan interupsi mekanis dan catatan kegagalan yang menyebabkan keterlambatan atau pengalihan dalam penerbangan.

Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Pesawat Disambar Petir saat Sedang Mengudara?

Tidak hanya untuk Allegiant Air tapi mereka meminta catatan dari delapan maskapai penerbangan. Sehingga mereka dapat menganalisis perbedaan di antara maskapai penerbangan.

Dengan menggunakan Undang-Undang Kebebasan Informasi, Kroft dan timnya meminta Administrasi Penerbangan Federal untuk laporan lebih dari satu tahun untuk Allegiant Air dan tujuh maskapai lainnya.

Mereka menerima dokumen dari setiap maskapai kecuali Allegiant Air, yang keberatan dengan pembebasan mereka.

Menurut perwakilan FAA John Duncan, direktur eksekutif standar penerbangan, FAA menolak memberikan laporan Allegiant Air.

Mereka mengatakan bahwa Allegiant Air rata-rata hampir tiga setengah kali lebih mungkin mengalami kerusakan di udara daripada Delta, United, American, Spirit, atau JetBlue.

Dalam meneliti insiden di Allegiant Air, Kroft berbicara dengan sejumlah penumpang Allegiant yang penerbangannya mengalami masalah, termasuk lima dia berbicara di depan kamera.

Tanggapan mereka berkisar dari marah hingga trauma. Kroft tentu mengerti perasaan para penumpang. Sebab ia sendiri juga pernah terlibat dalam kecelakaan pesawat.

Saat itu, Kroft kembali dari meliput Presiden Reagan di Brasil, ketika pesawat yang dia naiki menabrak menara instrumen pada saat lepas landas.

Benturan membuat kedua sayap pecah di kedua sisi dan merobek roda pendaratan di sisi kiri. Alhasil pesawat harus membuat pendaratan darurat.

“Itu sudah lama. Tapi aku masih merasa tidak nyaman saat pesawat lepas landas. Itu adalah pengalaman yang sangat traumatis,” kata Kroft.

Namun meskipun Allegiant Air sering mengalami kecelakaan di udara, Kroft mencatat bahwa maskapai tidak pernah mengalami kecelakaan fatal.

Namun, ia menemukan bahwa beberapa dari mereka (petugas Allegiant  Air) tahu tentang catatan keamanannya sehingga mereka tidak akan menerbangkan pesawatnya.

Baca juga: (Foto) Mengintip Kemewahan dan Kenyamanan Pelayanan Pesawat di Tahun 1950-an, Bikin Iri!