Find Us On Social Media :

Kapal Fregat Tidak Hanya Menangkal Bajak Laut tapi Juga Menjadi Tulang Punggung Angkatan Laut sebuah Negara

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 15 April 2018 | 11:00 WIB

Intisari-Online.com – Dalam sejarah pelayaran dunia, bangsa Funisia (kini Lebanon) tak bisa dikesampingkan.

Mereka pernah berlayar sampai ke Inggris untuk mencari timbel.

Bahkan, Kartago di Afrika Utara sudah dijadikan koloni mereka dan mereka pula yang mendirikan Kota Cadiz di Spanyol.

Semua itu berkat alat transportasi perahu jenis kano kecil yang sudah dikenal sejak tahun 1588 SM.

Sekitar 2.000 tahun sebelum bangsa Portugis menemukan rute pelayaran di benua Afrika, pelaut seperti Herodotus dari Yunani sudah melakukan pelayaran yang menakjubkan.

Selain kano, sampan merupakan alat transportasi laut, seperti yang digunakan penduduk di kawasan Pasifik. Dengan panjang lebih dari 30 m dan digandeng, sampan mereka bisa membawa 300 penumpang.

BACA JUGA: AS Kirim Kapal Induk, Inilah Perbandingan Kekuatan Militer AS dan Rusia di Suriah

Sedangkan di Kepulauan Fiji digunakan rakit dari bambu. Rakit serupa dipakai pula oleh orang Indian mengarungi pantai Amerika Selatan untuk pertama kalinya.

Hal itu sudah dibuktikan dalam kisah pelayaran Thor Heyerdahl yang berlayar dari Peru ke Pulau Raroria sejauh 8.000 km menggunakan rakit Kon-Tiki.

Namun, sejarah pelayaran mencatat bahwa armada pelayaran yang cukup mengagumkan di dunia berasal dari Tiongkok.

Teknologi pembuatan kapal dari Tiongkok kala itu sangat maju dan mengalahkan armada-armada kapal dari Eropa.

Dipimpin Laksmana Cheng Ho (zaman dinasti Ming), armada kapalTiongkok melakukan tujuh kali pelayaran dengan lebih dari 30 negara tujuan di kawasan Asia Tenggara (termasuk ke Indonesia), Samudera Hindia, Laut Merah, Afrika Timur, dan lainnya.

Dari skala armadanya, pelayaran Cheng Ho yang dilakukan pada 1406 - 1433 memiliki armada kapal terbanyak dibandingkan dengan ekspedisi yang dilakukan oleh bangsa-bangsa di Eropa.

Dalam setiap pelayaran itu beriringan 317 kapal dengan 37.000 anggotanya.

Menurut Kong Yuanzhi, setiap melakukan pelayarannya Cheng Ho menggunakan kapal berjuluk Pusaka yang panjangnya 138 m dan lebamya 56 m. Inilah kapal terbesar di dunia pada pertengahan abad ke-15.

BACA JUGA: John Lie, Tentara yang Jago Menyelundupkan Senjata dan Sering Mengelabuhi Patroli Kapal Perang Belanda

Revolusi transportasi terjadi ketika John Fitch membuat kapal bertenaga uap untuk menggerakkan baling-baling. Robert Fulton menyempumakan revolusi itu dengan meluncurkan kapal North River Steamboat.

Saat peluncuran perdana mengarungi Sungai Hudson pada Agustus 1807, penduduk berjubel di tepi sungai menyaksikan mesin baru yang menakutkan itu melintas di atas sungai.

Berkat peran Fulton itulah Amerika Serikat (AS) bisa menciptakan kapal perang. Negara Paman Sam itu pula yang pertama kali memperkenalkan jenis kapal fregat di tahun 1814, dan kemudian menjadi tulang punggung Angkatan Laut AS.

Sebelumnya, kapal fregat dibuat untuk menangkal para bajak laut atas perintah Kongres di tahun 1794.

Pada abad ke-19 dan ke-20 dunia pelayaran mulai dipadati oleh kapal samudera. Salah satu yang terkenal adalah Great Eastern yang dibuat tahun 1858 oleh ahli kapal berkebangsaan Inggris, Isambard Kingdom Brunei.

Sekitar setengah abad kemudian, tepatnya 1912, legenda Titanic pun berawal. Diiklankan sebagai kapal yang tak akan tenggelam,Titanic justru karam dalam pelayaran perdananya akibat menabrak gunung es.

Secara umum, dewasa ini ada empat jenis kapal laut: general cargo, kapal tanker, kapal barang curah, dan kapal serba guna. Seiring dengan makin populemya pesawat terbang, kapal penumpang raksasa macam Queen Elizabeth atau France diistirahatkan.

Kapal semacam itu kini dialihfungsikan menjadi hotel terapung atau dijadikan alat transportasi wisata.

Sedangkan untuk pengangkutan barang tertentu (misalnya barang tambang), kapal masih digdaya. (Dr. Chandra Motik. S.H., M.Sc. – Intisari November 2004)

BACA JUGA: Pertempuran Atlantik, Perang Kapal Selam Paling Mengerikan Sepanjang Sejarah