Penulis
Intisari-online.com - Seorang ayah di Suriah mempunyai cara cerdas agar anaknya tidak trauma dengan konflik.
Yakni mengajarinya tertawa ketika dengar suara bom.
Abdullah a-Mohammad membawa keluarganya, termasuk si anak Salwa, harus mengungsi dari rumah mereka di Saraqib, kota di sebelah timur Idlib.
Saat ini, mereka tinggal di rumah mereka di Sarmada, masih di dalam wilayah Idlib.
Meski begitu, mereka masih dikelilingi suara bom.
Abdullah melihat bahwa anak-anak di lingkungannya mengalami "krisis psikologi" akibat dentuman mengerikan dari peledak yang jatuh ke tanah.
Karena itu seperti diwartakan Sky News Senin (17/2/2020), Abdullah mengubah suara yang menakutkan itu seperti permainan untuk melindungi putrinya.
Setiap kali ada bom yang dijatuhkan, Abdullah akan mengatakan kepada bocah tiga tahun tersebut bahwa suara itu adalah kembang api dan pistol mainan.
"Dia adalah anak-anak yang tidak mengerti perang.""Saya memutuskan mengajari Salwa permainan, untuk mencegah kondisi psikologisnya menurun," jelasnya.
Bersama istrinya, kemudian keduanya memutuskan untuk mengubah suara menakutkan itu menjadi "sumber kebahagiaan", dan memberikan Salwa rasa aman.
Abdullah membagikan "permainannya" itu ke media sosial, di mana terlihat Salwa begitu riang tertawa ketika mendengar suara ledakan.
Unggahan tersebut menuai ratusan komentar, di mana ada netizen yang merasa sedih dan tersentuh dengan kisah keluarga itu.
Namun, ada juga yang melayangkan pujian kepada mereka, menyebutnya sebagai "orangtua pemberani" yang mampu menekan rasa takut anaknya.
"Tawa dari malaikat kecil ini jauh lebih berarti dibanding suara bom yang terdengar," ujar salah seorang netizen.
Sementara yang lain sempat menyoroti ekspresi Abdullah.
Pasalnya, Abdullah sempat memberikan ekspresi ketakutan sebelum dia mengubahnya menjadi tawa nyaring, di tengah kegembiraan sang anak.
Pengguna media sosial lain menyamakan Abdullah dengan film pemenang Oscar, Life Is Beautiful, kisah ayah dan anak yang terjebak di kamp konsentrasi saat Perang Dunia II.
Film drama komedi asal Italia itu berkisah bagaimana si ayah membuat anaknya percaya bahwa penderitaan akibat Nazi Jerman di kamp konsentrasi adalah permainan semata.
Hampir 875.000, sebagian besar perempuan dan anak-anak, mengungsi sejak pemerintah Suriah yang dibantu Rusia membombardir pemberontak di Idlib sejak Desember 2019.
Presiden Bashar al-Assad dalam siaran televisinya memberikan selamat kepada pasukannya, menyatakan militer sudah menguasai Aleppo.
Dia berjanji bakal terus memberikan tekanan kepada pemberontak, dan merengkuh kemenangan mutlak "cepat atau lambat" dalam siaran Senin
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ayah di Suriah Ini Ajari Anaknya Tertawa Setiap Dengar Suara Bom"