Advertorial

Saat China Dan Negara Lain 'Berperang' Menghentikan Mewabahnya Virus Corona, Negara Ini Jadi Yang Pertama Tumbuhkan Virus Corona di Lab, Alasannya Rupanya Sangat Mulia

May N

Editor

Intisari-online.com -Virus Corona telah mewabah dan dicatat pada Rabu (29/1/2020) jumlah penderita terinfeksi sebesar 6145 di seluruh dunia.

Telah menyebar di beberapa negara Asia, Eropa, Amerika Utara, Australia dan paling banyak di China, virus Corona telah lampaui jumlah kasus penderita SARS.

Hong Kong telah membuat vaksin untuk melawan virus Corona, tetapi mereka masih memerlukan waktu untuk pengujian tersebut.

Sementara itu, saat negara lain tidak ingin virus Corona masuk ke negara mereka, negara selatan Indonesia ini justru berani tumbuhkan virus Corona di dalam sebuah laboratorium.

Baca Juga: Apa Yang Terjadi Jika Anda Minum Susu Organik Setiap Hari? Ini Jawabannya, Termasuk Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

Australia menjadi negara pertama di dunia yang menumbuhkan virus Corona di dalam laboratorium.

Langkah tersebut dilakukan sebagai langkah awal menemukan vaksin virus Corona.

Staff ahli di Institut Infeksi dan Imunitas Peter Doherty di Melbourne mengambil sampel virus dari pasien 1 Australia yang didiagnosa pada Jumat lalu.

Mereka bekerja siang dan malam untuk tumbuhkan virus tersebut dalam sebuah sel dan akhirnya berhasil pada Selasa malam.

Baca Juga: Tinggalkan Nomor Telepon dan Sabar Menunggu, Guru Geografi Ini Akhirnya Berhasil Nikahi Artis Terkenal, Kisahnya Sungguh Manis

Kini, ilmuwan Australia akan membagikan virus tersebut ke WHO, yang akan mendistribusikannya ke seluruh laboratorium di dunia.

Harapannya, di laboratorium tersebut akan ditemukan vaksin yang dapat dikembangkan hanya dalam waktu 2 bulan saja.

Institut Doherty adalah laboratorium kedua yang menumbuhkan virus Corona setelah laboratorium di China menumbuhkannya minggu lalu.

Namun, laboratorium di China hanya merilis urutan genom, artinya laboratorium lain belum memiliki sampel fisik.

Baca Juga: Biasa Untuk Campuran Salad, Ini 10 Manfaat Kesehatan Kubis Merah, Tapi Hati-hati Konsumsi untuk Wanita Hamil

Menumbuhkan virus merupakan langkah penting untuk mengembangkan vaksin karena ilmuwan dapat menguji bagaimana mereka berperilaku.

Ilmuwan juga dapat mengembangkan uji antibodi, yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya virus dalam tubuh pasien tanpa gejala.

Wakil Direktur Laboratorium tersebut, Mike Catton ucapkan: "akhirnya kita dapatkan (corona). Fantastis."

Ia juga katakan virusnya berbahaya tetapi tidak semematikan Ebola yang membunuh 11.000 penduduk di Afrika Barat tahun 2014, atau SARS yang membunuh 800 orang di 2003.

Baca Juga: Pantas Palestina Menolak Mentah-Mentah Usulan 'Perdamaian' Untuk Israel dan Palestina yang Diajukan Donald Trump, Rupanya Isi Kesepakatannya Membuat Geram Seluruh Warga!

"SARS, kita tahu, memiliki tingkat kematian sebesar 10 persen. Virus Corona ini sepertinya hanya 3 persen. Pendapat pribadiku mengatakan bisa lebih rendah dari itu," ujarnya dilansir dari Daily Mail.

Dikabarkan, sekalinya seseorang terinfeksi maka diperlukan waktu 2-14 hari untuk muncul gejala selanjutnya.

Gejala tersebut meliputi hidung tersumbat (pilek), batuk, radang tenggorokan dan demam suhu tinggi.

Pasien sebagian besar (97%) dapat sembuh dari gejala ini tanpa adanya pengobatan.

Baca Juga: Obesitas Dianggap Berisiko Kesehatan, Mungkinkah Bila Kelebihan Berat Badan Namun Tetap Sehat? Ini Jawabannya!

Namun sebagian kecil pasien yaitu yang berumur lanjut atau memiliki riwayat penyakit serius, dapat mengalami pneumonia.

Pneumonia adalah infeksi di dalam paru-paru, menyebabkan paru-paru bengkak dan dipenuhi dengan cairan.

Di Indonesia sendiri belum tercatat ada konfirmasi pasien yang positif terinfeksi virus Corona.

Pantauan penyebaran virus Corona seluruh dunia dapat Anda lihat di sini.

Baca Juga: Pengalaman Bule yang Mengunjungi Pasar di Indonesia, Mirip Pasar Ektrem di Wuhan di Mana Virus Corona Mulai Disebarkan

Artikel Terkait