Find Us On Social Media :

Zaman Dulu, Pemegang SIM Harus 'Bergaya' Seperti Narapidana Saat Difoto

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 12 April 2018 | 15:15 WIB

Ketika ditanya tuan Yongkop apakah sudah minta izin kepada orang tua, kakek menjawab sudah.

BACA JUGA: Inilah Foto Mengagumkan Tempat Mewah yang Tak Terjamah dari Seluruh Dunia

Dan begitulah, setelah mengurus paspor di gedung Papak (sekarang Kantor Bendahara Negara), kakekpun pergi tanpa pamit. Habis, kata kakek, kalau minta izin tentu tidak boleh oleh orang tua.

Maka dengan “kapal Roempiyus" kakekpun berlayar ke Singapura. Disana menginap di “Erup-Hotel". Mungkin yang dimaksudkan adalah Hotel Europa.

Mobil-mobil yang masih berupa onderdil itu kemudian dibongkar dari peti-petinya, dan mulailah pemasangan satu demi satu.

Kepergian kakek tentu saja membuat ribut seluruh keluarga yang akhirnya tahu, bahwa kakek dengan manager pergi ke Singapura.

Meskipun hampir selama setahun di sini, kakek tidak bisa berbicara bahasa Inggris maupun Tionghoa. Itu menyulitkan komunikasi.

Dan lebih-lebih lagi, tuan Yongkop ini serba was-was saja terhadap kakek, takut kalau-kalau hilang. Maka kemanapun tuan manager pergi, kakek mesti harus ikut.

Tetapi dasar anak muda, mencuri kesempatanpun masih lihay juga. Sehingga sewaktu sampai di Semarang lagi, tak sepeserpun kakek membawa duit.

Katanya kepadaku, “Hati-hati kalau di Singapura. Disana kesenangan seperti digelarkan!” Maka tahulah saya, bahwa prostitusi memang sudah merupakan profesi di mana-mana.

BACA JUGA: Keren! Indonesia Masuk Daftar 10 Paspor Paling Indah di Dunia

Entah kenapa, perusahaan ini kemudian ditinggalkannya. Dari sini tahu-tahu kakek bekerja di Lindeteves. Juga dengan vak yang sama. Tetapi masih merangkap juga sebagai sopir.