Penulis
Intisari-online.com -Sebanyak 83 pasien yang telah selamat dari virus Corona tinggalkan Arrowe Park Hospital pada Kamis (13/2/20202)
Grup tersebut adalah para warga Inggris yang dievakuasi dari Wuhan, China, dan telah habiskan 14 hari di ruang isolasi.
Virus Corona, atau Covid-19 telah membunuh 1526 jiwa dan infeksi total 67.102 jiwa.
Dikarantina selama 2 minggu, mereka akhirnya dapat meninggalkan rumah sakit, dan terjadi ketika kasus kesembilan dari kasus Corona yang merebak di Inggris.
Salah seorang pasien, yang sekarang dirawat di pusat NHS dan rumah sakit St Thomas di London disebutkan ia telah menderita virus Corona.
Selajutnya pihak berwenang bekerja menentukan kontak terakhir yang ia miliki.
Sementara itu grup warga Inggris yang dikarantina lainnya ada di Milton Keynes.
Selama di karantina, grup menandatangani formulir yang nyatakan mereka akan tetap berada di unit isolasi.
Namun saat mereka dikarantina, satu dari anggota grup mengancam akan melarikan diri jika pemerintah umumkan kekuatan hukum baru yang menahan orang jika mereka dianggap sebagai ancaman.
Salah satu dari mereka adalah Steve Walsh yang dikeluarkan dari rumah sakit dan terbukti negatif Corona.
Pria pebisnis berumur 53 tahun mendapatkan virus Corona dari perjalanan bis ke Singapura, dan diduga menularkannya ke 5 orang lain yang juga didiagnosa dengannya di Inggris, termasuk dua pekerja medis.
Pasalnya saat kembali ke Amerika, ia berhenti untuk melakukan ski di Perancis, tempat yang sama 5 orang Inggris terinfeksi.
Terdapat hampir 60000 kasus virus Corona di China, sedangkan di belahan dunia lain ada lebih dari 400 kasus yang telah dikonfirmasi dari 24 negara.
Sementara itu, dari para pasien yang sebelumnya ada di karantina Arrowe Park Hospital salah satunya telah tinggalkan catatan mengharukan yang membantu mereka melewati masa gelap mereka.
Surat tersebut tidak ditandatangani siapapun, hanya ditinggalkan di pintu RS.
Isinya adalah: 'aku tidak ingin pergi tanpa mengucapkan terima kasih atas apa yang kalian lakukan kepada kami selama 2 minggu ini.
'Aku datang sebagai terduga pembawa virus mematikan. Aku panik memikirkan nasibku selanjutnya. Namun kalian menerima kami dengan tangan hangat, disertai hadiah, kartu ucapan, bunga dan tentunya senyum hangat. Kalian membuat merasa kami diterima.
'Di saat terburuk kami kalian merawat kami dengan kasih sayang dan profesionalisme.
'Pengalaman tersebut sangatlah menyentuh hati kami.
'Tidak pernah sekalipun aku merasa kalian kurang berkomunikasi denganku atau kurang membantuku. Kalian sangat proaktif membuat kami merasa lebih nyaman di sini.
'Aku adalah salah satu dari 83 pasien karantina tetapi aku yakin suaraku juga sama dirasakan oleh yang lain. Terima kasih.'