Find Us On Social Media :

Kelihatan Sepele Tapi Seringkali Keliru, Begini Cara Menurunkan Panas dengan Kompres yang Benar

By Khaerunisa, Jumat, 14 Februari 2020 | 13:58 WIB

(ilustrasi) Kekeliruan dalam cara menurunkan panas dengan kompres

Intisari-Online.com - Cara menurunkan panas dengan kompres sudah lama dilakukan oleh orang-orang untuk mengatasi demam.

Cara ini dipercaya ampuh mengatasi kondisi tersebut serta mudah dan murah diterapkan.

Memang terlihat mudah, apalagi televisi sering memperlihatkan adegan-adegan semacam itu.

Mungkin sejak kecil kita sudah akrab dengan cara menurunkan panas yang satu ini.

Baca Juga: 5 Cara Menurunkan Panas pada Anak, Salah Satunya Gunakan Tanaman Ini

Meski begitu, rupanya masih banyak yang keliru dengan penerapannya.

Tampak sepele namun sangat mempengaruhi hasilnya.

Salah-salah, bukannya sembuh malah bisa menjadi lebih parah.

Seperti apa kesalahan yang terjadi dan bagaimana cara menurunkan panas dengan kompres yang benar?

Baca Juga: Dokter Beri Peringatan, Kebanyakan Makan Coklat Bisa Sebabkan Masalah di Area Sensitif Ini, Yakin Masih Mau Hadiahkan Coklat di Hari Valentine?

1. Bukan menggunakan air dingin, tapi gunakan air hangat

Pernah melihat adegan-adegan di televisi yang memperlihatkan pemerannya mengompres orang demam dengan air dingin?

Mungkin dari sanalah sebagian orang menganggap bahwa ketika demam maka seseorang bisa dikompres dengan air dingin bahkan potongan es batu.

Meski badan panas, bukan berarti cara menurunkannya dengan menggunakan air dingin.

Menurut Dokter spesialis anak Mulya Rahma Karyanti, justru air dingin dapat meningkatkan suhu tubuh, dikutip dari Kompas.com (18/6/2020).

Kompres air hangatlah yang tepat untuk digunakan menurunkan panas tubuh.

Dengan kompres air hangat, maka pori-pori dapat terbuka sehingga panas pada tubuh bisa keluar melalui pori-pori tersebut.

Baca Juga: Agar Kecelakaan Beruntun Lima Mobil Tak Lagi Terjadi, Jangan Lagi Abaikan Teknik Berhitung Tiga Detik dan Jarak Berkendara yang Disarankan Kemenhub Berikut!

Mengutip Hellosehat, demam merupakan pertanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi.

Ia tengah mempertahankan diri dan mencegah perkembangbiakan virus dan bakteri sehingga akibatnya suhu tubuh meningkat.

Ketika kita menempelkan kompres dingin ke tubuh yang panas karena demam, tubuh justru akan menerjemahkannya sebagai ancaman terhadap proses melawan infeksi.

Sehingga tubuh justru akan semakin meningkatkan suhunya dan suhu tubuh pun akan semakin parah.

Selain itu, kompres dingin juga beresiko menurunkan suhu tubuh secara tiba-tiba dan dapat memicu badan jadi menggigil.

Itulah sebabnya kita harus menghindari kompres dingin saat menangani demam, sebaliknya gunakan air hangat.

Baca Juga: Dibela-belain Datang dari Jakarta ke Jambi, Janda 41 Tahun Digrebek Bersama Brondong 17 Tahun Nginep 4 Hari di Hotel, Awalnya Mengaku Ibu-Anak

2. Paling efektif bukan diletakkan di dahi, melainkan bagian tubuh ini

Biasanya orang-orang lebih sering menempelkan kompres di kening maupun kepala anak.

Bukanlah sesuatu yang salah namun tidak cukup efektif.

Menurut Dokter Mulya, kompres yang lebih efektif yaitu di daerah lipatan seperti ketiak dan daerah paha.

Kompres bisa dilakukan selama sekitar 15 menit.

"Kepala kurang efektif karena terhalang tulang tengkorak. Jadi yang efektif di lipatan-lipatan pembuluh darah besar. Di situ pembuluh darah lewat trjadi penguapan

"Tujuannya, agar panas keluar lewat pori-pori tubuh," katanya.

Baca Juga: Ada Manfaat Bit untuk Ginjal Termasuk Melebarkan Pembuluh Darah, Tapi Efek Sampingnya Ini yang Perlu Anda Ketahui

3. Kompres hanya meredakan semantara, bukan mengatasi penyebab

Meski kompres bisa menjadi pertolongan pertama untuk menurunkan panas, namun cara ini tak bisa menyelesaikan sumber masalahnya.

Kompres hanya membantu membuat tubuh lebih nyaman.

Metode kompres ini biasanya hanya menurunkan tubuh sementara. maka demam bisa muncul kembali setelah kain kompres dilepas.

Jadi, jangan panik saat panas kembali naik, padahal sempat turun setelah dikompres.

Tetap dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter, mengikuti saran, dan meminum obat yang diresepkannya.

Baca Juga: Ada Manfaat Bit untuk Ginjal Termasuk Melebarkan Pembuluh Darah, Tapi Efek Sampingnya Ini yang Perlu Anda Ketahui

Itulah beberapa hal yang biasanya masih keliru dalam menerapkan cara menurunkan panas dengan kompres.

Sebagai tambahan, kompres air dingin dan air es juga merupakan metode pertolongan pertama, namun bukan untuk demam.

Kedua metode kompres tersebut masing-masing bisa dilakukan untuk menyejukan tubuh di saat udara panas dan untuk luka, baik terbuka maupun memar.

Baca Juga: Indonesia Masih Negatif Virus Corona, Cuaca dan Matahari Disebut-sebut Jadi 'Benteng' Negara Ini, Benarkah? Ini Penjelasan Ahli

1. Kompres air dingin

Mengitp Kompas.com, Kompres air dingin digunakan untuk menyejukkan tubuh di saat udara panas.

Namun tidak digunakan untuk demam.

Saat digunakan untuk demam, kompres dingin memang cepat menurunkan panas tubuh, tapi karena produksi panas tubuh tidak secepat penurunannya, pasien justru akan mengalami hipotermia atau kedinginan.

"Tetapi jangan artikan hipotermia seperti kondisi kedinginan parah di pegunungan, karena sebenarnya menggigil saja sudah menjadi tanda-tanda dari hipotermia," papar Agus dalam Workshop First Aid oleh Epic Nimbrung Asyik Kumpul (ENAK) di Jakarta, Sabtu (5/7/2014).

Suhu yang disarankan untuk kompres air dingin adalah suhu air keran.

Agus tidak menyebutkan angka pastinya karena suhu air keran akan berbeda dari satu tempat dengan tempat yang lainnya.

Baca Juga: Cara Ekstrem Para Wanita Pejuang Anti-ISIS Rayakan Kelulusan dari Kamp Pelatihan, Gigit Hewan Liar Ini Hidup-hidup dengan Gigi-gigi Mereka Tunjukkan Keganasan

2. Kompres es

Bila mengalami luka, baik terbuka maupun memar, maka kompres es lah yang paling cocok untuk digunakan.

Ini karena kompres es dapat membantu membekukan darah sehingga bila terdapat luka, pendarahan tidak akan semakin lama.

Kompres es juga mampu meredam rasa nyeri yang diakibatkan pecahnya pembuluh darah saat terjadi luka.

 Baca Juga: Agar Kecelakaan Beruntun Lima Mobil Tak Lagi Terjadi, Jangan Lagi Abaikan Teknik Berhitung Tiga Detik dan Jarak Berkendara yang Disarankan Kemenhub Berikut!