Find Us On Social Media :

Kisah Sudiyono, Petani yang Antarkan Anaknya yang Down Syndrome ke SLB Dengan Sepeda Ontel

By Mentari DP, Jumat, 6 April 2018 | 10:00 WIB

Yuli sejatinya mengalami hidup tidak beruntung, bahkan sejak ia dilahirkan.

Yuli lahir prematur pada bulan kedelapan kehamilan Suwarti, wanita yang dinikahi Sudiyono pada tahun 1999. Tubuh Yuli lahir dengan kondisi mungil, hanya 2,1 kilogram, melalui persalinan normal. 

(Baca juga: Kisah Pilu Pernikahan yang Hancur Hanya dalam Hitungan Jam, Penyebabnya Sungguh Tragis!)

"Kami ini hidup bertani. Mungkin (persalinan prematur) karena kerja yang sangat lelah bertani semasa hamil," kata Suwarti.

Yuli juga mengalami pertumbuhan lamban. Ia pernah terserang paru-paru basah semasa balita.

Ia baru bisa berjalan normal di umur empat tahun, tak lama setelah mengalami demam luar biasa yang membuat ia kejang-kejang setengah hari.

Tak lama, Yuli mulai bisa berjalan, itu pun harus melalui banyak terapi. Yuli tidak bisa berjalan tegak sejak semula.

Suwarti mengaku tidak menyadari kelainan ini, bahkan sampai lulus TK di desa mereka. Kemudian, Sudiyono dan Suwarti menyekolahkan Yuli ke SD di Dusun Keradenan, Srikayangan.

Semua berjalan biasa selama satu bulan di sekolah itu.

(Baca juga: Kisah 10 Orang yang Hidup Bagaikan 'Alien', Mereka Tidak Memiliki Kewarganegaraan di Negara Mana Pun!)

Pada suatu hari, saat Yuli pulang sekolah, dua gurunya, yaitu Wuriyem dan Ponirah, mengantarnya pulang.

Mereka menerangkan tentang kelainan berjalan dan daya berpikir anak mereka. Bagi kedua orangtua Yuli, itulah hari ketika seperti disambar geledek di siang bolong.