Find Us On Social Media :

Punya Tato Memang Keren, tapi Jangan Sembarangan Membuatnya Jika Tidak Ingin Seperti Ini

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 28 Maret 2018 | 08:15 WIB

Intisari-Online.com - Tato sedang jadi tren saat ini. Banyak orang, terutama kalangan anak muda, yang berbondong-bondong membuatnya.

Meski demikian, jangan sembarangan membuatnya jika tidak ingin seperti yang dialami oleh pengguna Facebook bernama ????? ini.

Dilansir dari Thecoverage sekitar setahun yang lalu, sejumlah foto yang memperlihatkan kulit si pria mengalami infeksi diduga usai memasang tato di tubuhnya.

(Baca juga: Dari Cahaya yang Menakutkan Sampai Infeksi Parasit, Inilah 10 Foto Sains dan Kisah di Baliknya)

Dalam foto yang beredar, lengan tangan pria tersebut penuh dengan benjolan berwarna merah.

Diduga merah di dalam benjolan tersebut adalah darah.

Sejumlah netizen yang melihat pemandangan dalam foto tersebut mengaku merinding. Tidak diketahui secara pasti kebenaran foto tersebut.

Namun, akun ????? yang menyebarkan foto tersebut mengimbau siapa saja untuk tidak sembarangan membuat tato.

Di luar itu, ada beberapa hal yang mesti kita ketahui ketika memutuskan untuk bertato:

Infeksi

Salah satu risiko membuat tato adalah menyebabkan infeksi. Infeksi bisa berasal dari tinta yang telah terkontaminasi dengan bakteri yang disebut Mycobacterium chelonae.

Infeksi bakteri itu bisa menyebabkan ruam dan terasa perih selama berbulan-bulan

Meskipun infeksi bakteri paling umum, menurut Leger bisa juga infeksi karena jamur dan virus. Infeksi ini bisa berkembang menjadi tumbuhnya kutil.

Jika setelah memasang tato kulit merah, nyeri, hingga bengkak, pergilah segera ke dokter.

(Baca juga: Lakukan Tato Alis dengan Harga Murah, Wanita Ini Justru Terlihat Seperti Shinchan!)

Alergi

Membuat tato di tubuh juga bisa berkembang menjadi alergi. Leger mengungkapkan, pada pemasangan tato pertama biasanya tidak muncul reaksi alergi, tetapi pada tato kedua atau ketiga.

Alergi bisa berupa kemerahan pada kulit kemudian menjadi gatal-gatal. Untuk alergi, menurut Leger akan sulit diobati. Menyuntikkan steroid mungkin bisa membantu menghilangkan alergi.

Tapi, pada alergi yang cukup parah, daerah tato pada kulit tersebut harus dibuang.

Menyembunyikan gejala penyakit

Menutup kulit dengan tato dapat menutupi tanda kesehatan yang muncul di bagian kulit, seperti kanker melanoma.

Tahun 2013, terdapat kasus seorang pria yang diketahui menderita kanker  kulit melanoma setelah tatonya dihapus dengan laser.

Menurut Leger, adanya tato membuat dokter sulit melakukan deteksi dini adanya kanker. Akibatnya, kanker terlambat ditangani.

Efek terpapar sinar matahari

Kulit harus dilindungi dari paparan sinar matahari yang berlebihan. Menurut Leger, ketika tato terpapar sinar matahari bisa menyebabkan gatal-gatal.

Dalam sebuah studi yang pernah dilakukan di Denmark tahun 2014, para peneliti mendapati sekitar 42 persen orang bertato melaporkan efek samping dari memakai tato.

Mereka mengeluh bagian kulit yang ditato mengalami gatal, merah, dan bengkak setelah terpapar sinar matahari. Leger mengungkapkan, hal ini dipengaruhi oleh tinta kuning pada tato karena mengandung kadmium. Namun, bisa juga karena warna lain.

Luka bakar

Orang yang memasang tato di tubuhnya juga bisa mengalami luka bakar ketika menjalani pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging).

Berdasarkan laporan tahun 2011, seorang pemain sepak bola pernah mengalami luka bakar ketika melakukan pemeriksaan MRI. Menurut laporan kasus tersebut, luka bakar terjadi pada tinta tato yang bewarna hitam.

Sebab, tinta hitam pada tato mengandung besi. Tinta merah menurut Leger juga memiliki kandungan yang sama dengan tinta hitam.