'Setiap Pagi Seprai Saya Basah Darah dan Nanah Selama 6 Bulan,' Peneritaan Gadis yang Hidup dengan Jerawat Sejak Usia 12 Tahun, Membuatnya Depresi hingga Kehilangan Pekerjaan

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Mariah sendiri mengatakan: "Saat jerawat menjadi sangat parah, saya merasa menjadi aneh, seakan-akan mereka tumbuh sangat terorganisir."

Intisari-Online.com - Jerawat sepertinya adalah gejala normal bagi para remaja, namun lebih dari gejala normal, apa yang dialami gadis yang satu ini jauh lebih rumit dari kelihatannya.

Dilansir dari The Sun, Rabu (22/1), Mariah Pearson (20) dari Somerset, Inggris, telah berjuang melawan jerawat sejak dia berusia 12 tahun.

Namun, baru pada akhir tahun lalu, dia menderita jerawat kistik yang parah.

Jerawatnya tumbuh di pelipis, pipi, dagu, dan dahi, sementara para dokter tidak tahu mengapa.

Baca Juga: Utangnya Rp3.500 Triliun Ternyata Malaysia Memiliki Peluang Kebangkrutan Lebih Tinggi Ketimbang Indonesia yang Berutang Rp5.000 Triliun, Ini Alasannya

Mariah sendiri mengatakan: "Saat jerawat menjadi sangat parah, saya merasa menjadi aneh, seakan-akan mereka tumbuh sangat terorganisir."

"Rasanya benar-benar mengecewakan bahkan para dokter tidak tahu penyebabnya."

Ketika kulit Mariah pertama kali berjerawat, dia mencoba menutupinya menggunakan alas bedak.

Tapi ternyata usaha itu menyebabkan rasa skit, sehingga dia berhenti melakukannya.

Baca Juga: Intelijen Israel Sebut Virus Corona adalah Senjata Biologi Buatan China yang 'Melarikan Diri' dari Lab Penelitian Pertahanan Wuhan, Dibangun Sejak Penyakit Epidemi Sebelumnya Merebak!

Dia berkata: "Terlalu menyakitkan untuk mencoba menutupinya dengan spons atau bahkan menyentuh wajah saya."

"Sepanjang hari saya merasakan gatal yang terus menerus dan mati rasa."

"Saya tidak bisa cuci muka dan tidak bisa meletakkan wajah saya di bawah guyuran air pancuran.

"Itu sulit karena jerawat ini pecah-pecah, tapi saya tidak bisa menyentunya karena rasanya sungguh sakit."

Baca Juga: Disebut 'Kiamat yang Disembunyikan Kim Jong-Un', Virus yang Diduga Memicu Kematian 27 Ribu Babi di Sumut Ini Belum 'Di-declare' Pemerintah, Ini Dampak Buruk yang Bisa Terjadi

Sakit sakitnya bahkan Mariah kesulitan untuk tidur sehingga harus menelan kombinasi pil tidur dan Ibuprofen.

Dia berkata: "Saya tidak bisa mengabaikan rasa gatal sepanjang malam, itu membuat saya gila."

"Setiap pagi seprai saya basah darah dan nanah selama 6 bulan."

Baca Juga: Sungai dari Dua Desa Ini Tak Bisa Menyatu, Begitu Pula Warganya yang Dilarang Saling Menikahi, Ternyata Ada Sejarah Kelam Perselisihan di Antara Desa Tersebut

"Itu membuatku merasa menjijikkan. Ini sangat menjijikkan, seperti 'apa ini? Kenapa ini terjadi padaku?'"

"Saya benar-benar tertekan karena saya selalu kesakitan dan tidak bisa fokus pada hal lain."

Mariah merasa tidak adil karena orang-orang disekitarnya tidak memiliki pertumbuhan jerawat seperti dirinya yang bahkan membuatnya depresi dan tak percaya diri.

Baca Juga: Rekaman Berdarah-darah di 'Teluk Pembunuh' Beredar, Makhluk-makhluk Ini Dijual Seharga Rp 3,4 Miliar untuk Menghibur Wisatawan: 'Banyak yang Mati'

Mariah meminta bantuan dari dokternya dan dirujuk ke dokter kulit, tetapi harus menunggu empat bulan untuk membuat janji di NHS.

Dia berkata: "Dalam empat bulan, itu berubah dari buruk menjadi parah. Saya mencoba krim steroid dan antibiotik tetapi tidak ada yang membantu.

"Jika saya tidak tahu kapan janji temu saya, saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan.Ketika ia jatuh ke dalam depresi dan rasa tidak aman, Mariah hanya bisa tinggal di rumah orang tuanya selama enam bulan.

Dia berkata: "Itu mempengaruhi kepercayaan diri saya. Saya adalah orang yang pemalu dan saya memiliki kecemasan sosial, jadi itu cukup sulit.

Baca Juga: Mencicit-cicit Saat Dicelupkan ke Saus: di Tengah Bencana Virus Corona, Ada Pemandangan Mengerikan Bagaimana Orang China Menikmati Bayi-bayi Tikus dengan Sumpit

"Dengan jerawat-jerawat itu semakin sulit keluar, karena saya tahu semua orang akan menatap saya."

Setelah menjalani perawatan sekarang jerawat-jerawatnya sudah agak terllihat mereda.

"Sekarang aku jauh lebih baik dan aku meninggalkan rumah seminggu sekali. Lalu aku hanya meninggalkan rumah seminggu sekali," ungkapnya.

Baca Juga: Seret Sapi Tetangganya ke Semak-semak, Seorang Pensiunan 68 Tahun Kemudian Lakukan Hal Menjijikkan Ini, 'Saya Melakukannya untuk Kesenangan'

Karena kecemasan sosialnya, Mariah kehilangan pekerjaan paruh waktunya dan saat ini sedang tidak bekerja.

Mariah mulai mengambil Accutane pada 18 Mei dan melihat peningkatan besar dalam waktu sebulan.

Berkat pertunjukan itu, dia juga dirawat oleh Harley Street, Dr Emma Craythorne - yang akan bekerja untuk mengurangi jaringan parutnya.

Mariah berkata: "Saya benar-benar jauh lebih bahagia sekarang. Ini benar-benar aneh karena sekitar waktu ini tahun lalu, kulit saya benar-benar hancur selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Tolong Wanita Tuna Netra yang Rambut Gembelnya Sudah Jadi Sarang Tikus dan Ulat, Ardian Ternyata Mantan Residivis yang Sering Keluar Masuk Penjara

Artikel Terkait