Terpaksa Pakai Pembalut Wanita Sebagai Masker, Begini Kondisi Orang-orang di China yang Putus Asa Karena Tak Ada Masker Layak Pakai: 'Semua Orang Pada Akhrinya Terinfeksi dan Sekarat'

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Seorang juru kamera kemudian berbicara dengan pria tersebut dan menanyakan perihal alasan memakai pembalut itu.

Intisari-Online.com - Seorang pria Wuhan menggunakanpembalut sebagai masker untuk melindungi dirinya dari virus corona.

Dilansir dari Daily Star, Jumat (24/1/2020), pria itu terlihat mengenakan pembalut yang menempel di wajah dan hidungnya.

Pembalut itu pun menutup mulai dari lubang hidung sampai ke mulutnya.

Seorang juru kamera kemudian berbicara dengan pria tersebut dan menanyakan perihal alasan memakai pembalut itu.

Baca Juga: Teriakan Putus Asa Hantui Rumah Sakit, Pasien Virus Corona Membludak di Rumah Sakit Wuhan dan Dibaringkan di Lantai Akibat Kehabisan Ranjang Pasien, Simak Videonya

Banyak orang mengomentari klip itu.

Satu orang berkata: "Situasi ini mulai membuat semuanya putus asa."

Ketika ditanya mengapa dia mengenakan topeng, pemirsa berkata:

"Dia jelas tidak ingin sakit."

Baca Juga: Utangnya Rp3.500 Triliun Ternyata Malaysia Memiliki Peluang Kebangkrutan Lebih Tinggi Ketimbang Indonesia yang Berutang Rp5.000 Triliun, Ini Alasannya

Ini adalah klip terbaru yang muncul dari episentrum coronavirus.

Video lain muncul hari ini dengan menangkap mayat korban virus corona di rumah sakit.

Koridor rumah sakit di Wuhan pun dibanjiri pasien, karena karantina di China telah meluas ke dua kota lagi.

Baca Juga: Di Balik Misteri Surat Wasiat Petunjuk Harta Karun Soekarno Bernilai Milyaran di Swiss, Istri Ketujuhnya Justru Ungkapkan Fakta Menyedihkan Akhir Hidup Sang Proklamator Ini

Rekaman adegan rumah sakit yang mengerikan, ditangkap oleh seorang wanita yang mengaku sebagai perawat, telah diposting ke media sosial sebelum kemudian disensor dengan sangat cepat.

Perawat di rumah sakit yang di dalamnya bertebaran banyak mayat mengatakan bahwa karantina gagal.

Dia juga memperingatkan bahwa "semua orang pada akhirnya akan terinfeksi dan sekarat".

Dalam video itu, ada selembar kain yang menutupi tubuh tergeletak di atas dan pintu koridor.

Baca Juga: Mencicit-cicit Saat Dicelupkan ke Saus: di Tengah Bencana Virus Corona, Ada Pemandangan Mengerikan Bagaimana Orang China Menikmati Bayi-bayi Tikus dengan Sumpit

Satu orang berbaring di atas tandu dengan satu kakinya mencuat dari dalam selimut.

Mayat telah diletakkan di antara para pekerja medis dan pasien yang hidup yang tampaknya sedang menunggu janji berobat.

Akibat Kuliner Ekstrem

Baca Juga: Disebut 'Kiamat yang Disembunyikan Kim Jong-Un', Virus yang Diduga Memicu Kematian 27 Ribu Babi di Sumut Ini Belum 'Di-declare' Pemerintah, Ini Dampak Buruk yang Bisa Terjadi

Virus Corona yang merebak diduga berasal dari hewan liar yang dijual di Pasar Seafood Huanan, Wuhan, China.

Dugaan sementara hewan liar tersebut adalah kelelawar atau ular, meskipun sampai saat ini belum dapat dibuktikan.

Pasar Seafood Huanan sendiri adalah pasar tradisional yang menjual bebagai barang kebutuhan sehari-hari.

Namun pasar ini juga menjual benda tak lazim, termasuk hewan liar hidup atau siap olah.

Baca Juga: Hamil Selama 46 Tahun, Seperti Ini Wujud Bayi Wanita Ini Setelah Lahir

Dilansir dari Mothership Singapore ada berbagai hewan liar yang dijual di Pasar Seafood Huanan. Sebut saja rubah, anak serigala, buruk merah, unta, burung unta, koala, dan landak.

Penjual di pasar tersebut juga menawarkan jasa potong dan pengiriman bagi konsumen yang ingin membeli hewan ekstrem tersebut.

Pertanyaanya, mengapa orang China gemar menyantap hewan liar yang tak lazim untuk dikonsumsi?

Dilansir dari South China Morning Post, menurut ekonom politik independen, Hu Xingdou, alasan budaya, ekonomi, dan politik masih jadi alasan mengapa orang China suka makan hewan liar dan eksotis.

Baca Juga: Rumah Sakit Dipenuhi Gelimpangan Mayat, Perawat dan Dokter Ini Sampai Putus Asa, Rupanya Ada Fakta Mengerikan Mengenai Virus Corona, Apakah Itu?

“Orang China melihat makanan sebagai suatu kebutuhan utama. Karena kelaparan adalah ancaman yang besar dan bagian tak terlupakan dari sejarah negeri ini,” ujar Hu seperti dilansir dari South China Morning Post.

“Mungkin banyak orang China yang tak lagi bermasalah dalam hal makanan. Namun memakan daging, organ, atau bagian dari hewan atau tumbuhan langka telah menjadi identitas bagi sebagian orang.”

Selain itu, dilansir dari Mothership Singapore, orang-orang China menganggap hewan liar lebih bernutrisi daripada hewan yang dikembangbiakan khusus untuk dikonsumsi.

Status sosial juga menjadi alasan mengapa banyak orang China yang masih senang mengonsumsi hewan langka dan liar.

Misalnya, semangkuk sup kelelawar memiliki nama “Fu” dalam bahasa Mandarin yang artinya adalah keberuntungan dan nasib baik.

Baca Juga: Tidak Hanya Buahnya, Nyatanya Daunnya pun Bisa Miliki Manfaat untuk Kesehatan, Salah Satunya adalah Cegah Kanker

Artikel Terkait