Find Us On Social Media :

Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam di Batam Libatkan 30 Tenaga Medis: Ini 5 Kisah Kembar Siam Paling Terkenal di Dunia, Ada dari Indonesia!

By Mentari DP, Minggu, 19 Januari 2020 | 14:40 WIB

Operasi pemisahan bayi kembar siam di Batam libatkan 30 tenaga medis.

 

Manar dan Islam Maged

Saat lahir ke dunia ini, bayi Manar menghebohkan pihak rumah sakit. Sebab, ia menderita penyakit langka yang bernama Craniopagus Parasiticus.

Artinya ia memiliki seorang kembaran yang memiliki kepala dengan tubuh belum berkembang. Sementara kembaran lainnya tumbuh sempurna.

Di dunia, kasus ini hanya pernah terjadi tiga kali.

Manar, itulah nama bayi berusia 10 bulan ini. Sementara kembarannya, Islam, menempel di sisi atas tengkorak kepalanya.

Manar memiliki organ lengkap manusia, sementara Islam memiliki otak tapi tidak mempunyai organ tubuh sama sekali. Tidak juga tangan ataupun kaki. Sehingga Islam bergantung sepenuhnya pada Manar.

Meskipun Islam tidak memiliki paru-paru dan jantung, kepalanya yang bersatu dengan Manar membuatnya bertahan. Ia mampu menangis ataupun tersenyum.

Sayangnya, ini membahayakan hidup Manar. Sebab, satu jantung Manar tidak bisa menghidupi dua orang.

Atas saran dokter, keduanya melakukan operasi pada 19 Februari 2006 di kota Benha, Mesir. Selama 13 jam, Islam meninggal dunia sementara Manar selamat.

Tapi karena infeksi pada otaknya, Manar tidak bisa bertahan. Empat bulan setelah operasi, ia menyusul kembarannya meninggal dunia.

Pristian Yuliana dan Yuliani

Inilah kasus kembar siam yang paling dikenang di Indonesia.

Sebab, selain berhasil, ini menunjukan prestasi kedokteran Indonesia khususnya bedah saraf.

Yuliana dan Yuliani lahir di Riau tanggal 31 Juli 1987. Anak dari pasangan Tularaji dan Hartini ini dempet kepala secara vertikal (craniopagus).

Beruntungnya pihak pemerintah Riau bersedia membantu operasi ini. Keduanya segera dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo di Jakarta.

Operasi ini dipimpin oleh Prof. Dr. Raden Mas Padmosantjojo dan 41 dokter bedah lainnya pada tanggal 21 Oktober 1987.

Menurut dokter Padmosantjojo, Yuliana dan Yuliani hanya memiliki satu buah pembuluh darah sinus sagitalis.

Inilah yang menjadi fokus utama. Selama 13 jam operasi, dokter Padmosantjojo berhasil membaginya menjadi dua.

Berkat itu semua, Yuliana dan Yuliani berhasil menjadi salah satu dari bayi kembar siam yang berhasil dipisahkan dan bertahan sampai detik ini.

Kini, Yuliana berhasil lulus dari program doktor ilmu nutrisi di IPB Bogor sementara Yuliani lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Baca Juga: Tak Minta Uang dari Rakyatnya Seperti Keraton Agung Sejagat, Kesultanan Selacau Justru Klaim Mampu Sejahterakan Rakyatnya, Ini Sumber Dananya