Find Us On Social Media :

Upaya River Ranger Agar Plastik tak Semakin Menjerat Ciliwung

By Agus Surono, Rabu, 15 Januari 2020 | 15:19 WIB

Salah satu kegiatan River Ranger.

River Ranger didirikan oleh Syahiq Harpi (30). Bermula dari rasa prihatinnya terhadap banjir yang hampir tiap tahun melanda sebagian kawasan bantaran Sungai Ciliwung di wilayah Condet. Ditambah dengan warga yang membuang sampah sembarangan, utamanya ke sungai. Jika melihat situasinya, memang sungai di kawasan Condet ibarat halaman belakang yang tertutup rimbunan halaman depan rumah penduduk. Karena posisi membelakangi itu jadi kepedulian pun tak terpupuk.

Sebelum mendirikan River Ranger, Harpi sudah bergabung dengan Komunitas Peduli Ciliwung. Hanya saja di tengah jalan ada kebijakan komunitas yang kurang sreg di mata Harpi. Ia pun keluar dari komunitas itu.

Pada 17 Juli 2017 ia mendirikan River Ranger Jakarta yang berbasis di Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, bersama Andriana. Mereka memilih anak-anak sekolah dasar dan sekolah menengah pertama sebagai target utama binaannya. “Dengan mengajari anak-anak, mereka akan menularkannya ke keluarga juga,” tutur Harpi.

Baca Juga: Bikin Jokowi Terpesona, Ini Rahasia Kebersihan Sungai Cheonggyecheon, Seoul yang dulu Kotor seperti Ciliwung

Namun, jalan menuju ke situ tak lurus mulus. Harpi sendiri saat itu baru kembali ke Condet setelah beberapa lama tinggal di luar Condet. Sementara kondisi masyarakat saat itu kurang kondusif. “Saat sore hari, saya melihat pemandangan yang tidak enak. Orangtua kumpul-kumpul sambil berjudi sementara anak-anak menonton. Itu tak bisa ditolelir. Anak belum bisa membedakan mana yang benar mana yang salah,” kata Harpi.

Karena tak ingin menimbulkan masalah dengan langsung menegur perilaku itu, Harpi pun mencoba jalan kesabaran. Dalam benaknya, anak-anak bisa diajak untuk belajar pengetahuan baru. Mereka pun bisa teralihkan dengan “racun judi” di sekitarnya. Namun itu tak menyelesaikan masalah sebenarnya. Bagaimana menghilangkan kebiasaan buruk para orangtua itu?

Harpi pun ikut nongkrong bersama orangtua itu selama sekitr tig buln. I mempelajari kebiasaan-kebiasaan mereka. Setelah diterima, ia pun mengutarakan niatnya untuk membentuk River Ranger. “Saya minta izin ke salah satu warga yang dituakan. Ternyata responnya positif. Ya sudah saya kemudian jalan. Ternyata mereka mendukung,” kata Harpi yang akhirnya mencoba membuka kelas belajar bahasa Inggris dengan menggandeng Andriana yang dikenalnya di komunitas peduli Ciliwung untuk mengajar.

Baca Juga: Inilah Raja Judi Asal Indonesia, Menang Rp28 Miliiar dari Amerika, Uangnya Bukan untuk Senang-senang tapi Dibawa Pulang Kampung untuk Pengobatan Gratis!

Belajar bersama di salah satu ruang milik penduduk menjadi pintu untuk menanamkan misi River Ranger. “Bukan untuk membersihkan lingkungan, tapi menyadarkan bahwa sampah itu berbahaya bagi lingkungan. Bukan untuk manusia saja, tapi juga makhluk hidup lain.”

 

Berakhir dengan ecobrick

Betapa tak berdayanya kita untuk membersihkan sampah bisa disimak dari upaya Bebersih Bareng yang dilakukan River Ranger. Kegiatan bulanan ini adalah mengumpulkan sampah yang terdampar di bantaran Sungai Ciliwung tak jauh dari kebun salak milik Pemda DKI Jakarta. Di lahan seluas sekitar 750 meter persegi itu bisa terkumpul sampah sebanyak 7 – 10 kantung plastik berukuran 80 x 100 cm.