Find Us On Social Media :

Pantas Amerika Sampai Hati Bunuh Jendral Qassem Soleimani, Rupanya Pasukan Quds yang Dipimpinnya Bukan Pasukan Sembarangan Ini Bukti Kehebatannya

By Afif Khoirul M, Selasa, 7 Januari 2020 | 07:00 WIB

Qasem Soleimani.

Intisari-online.com  - Terbunuhnya pimpinan tertinggi Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, menjadikan perang antara Amerika Serikat dan Iran sudah di depan mata.

Amerika memang menganggap Pasukan Quds sebagai salah satu organisasi terorisme.

 

Sementara bagi Iran, Pasukan Quds punya kedudukan resmi, dan diangap sebagai pasukan penjaga revolusi Iran.

Lantas, apa sebenarnya Pasukan Quds itu?

Baca Juga: Hidup Penuh Serba Salah Ala Orang Terkaya di Hong Kong, Pemerintah Mencurigainya, Masyarakat Membencinya, Ternyata Kalimat Ini Pemicunya

Berikut 4 fakta singkat tentang pasukan ini :

1. Sejarah Pasukan Quds

Pasukan Quds adalah unit militer bagian dari Garda Revolusi Iran.

Garda Revolusi Iran adalah militer elit Iran yang didirikan setelah revolusi Iran tahun 1979.

Misinya hanya satu : mempertahankan Republik Islam Iran.

Nah, pada 1989, pemimpin tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khameini, membentuk Pasukan Quds, sebuah unit pasukan khusus yang menjadi bagian dari Pasukan Garda Revolusi Iran.

Baca Juga: Tagihan Kakek Miskin Ini Tembus Rp259 Milliar, Padahal Sehari-hari Hanya Pakai Lampu dan Kipas Angin, Kok Bisa?

Dikutip dari media Jerman, Deutsche Welle atau DW, hal utama yang membedakan Pasukan Quds dengan unit lain, adalah pasukan ini dibentuk untuk beroperasi di luar Iran.

Iran yang saat itu di-invasi Saddam Husein dan pasukan Irak-nya, disebut menjadi satu faktor penting pembentukan Pasukan Quds.

Quds sendiri bermakna : Yerusalem, atau 'Yang Suci'.

2. Dua Sekutu Quds adalah Musuh Besar Amerika

Dipimpin oleh mendiang Mayor Jenderal Qasem Soleimani, Pasukan Quds berafisiliasi dengan dua kekuatan militer yang dicap sebagai musuh besar Amerika : Pasukan Hizbullah di Lebanon, serta Hamas di Gaza.

Misi Quds pun tak pernah akur alias berkebalikan dengan kepentingan militer Amerika.

Saat terjadi krisis ISIS di Suriah, Pasukan Quds memerangi pemberontak yang merongrong pimpinan sah Suriah, Presiden Bashar Assad.

Sementara Amerika sebaliknya, mereka memerangi Bashar Assad karena dianggap sebagai diktator kejam seperti Saddam Husein.

Quds dituding Amerika sebagai biang kerok banyak aksi teror di dunia.

Di antara tudingan itu adalah rencana pembunuhan Dubes Saudi di AS lewat pengeboman restoran di Kota Georgetown, 2011.

Amerika juga menuding Pasukan Iran ini sebagai aktor peledakan enam tangker minyak di Teluk Oman pada Mei dan Juni 2019, serangan roket di dua kilang minyak Saudi pada September 2019, juga serangan roket Pangkalan Militer AS di Irak 27 Desember 2019.

Tapi, Iran membantah semua tudingan AS ini.

Baca Juga: Jika Perang Iran-AS Terjadi, Kapal Selam Nuklir Inggris yang Dilengkapi Rudal 6 Meter 'Siap Tembak Iran'

3. Pasukan Hantu

Meski Pasukan Quds menjalankan tugas militernya di luar Iran, tapi tetap saja komando Quds berasal dari Ibu Kota Iran, Teheran.

Dikutip dari NBC, jumlah pasukan Quds pun misterius.

Mereka kerap dijuluki 'Pasukan Hantu', karena tak jelasnya strategi dan pangkalan militer mereka.

Meski demikian, sejumlah teori mengatakan, Pasukan Quds diperkirakan berjumlah 17.000 hingga 21.000 personel.

Pasukan Quds menjalankan misi intelijen seperti halnya CIA di Amerika Serkat.

Tapi, beberapa personel pasukan Quds juga dilatih sebagai kombatan dan beralatan militer lengkap, sebagaimana halnya pasukan Green Berets AS.

Baca Juga: Situasi Makin Memanas, Jika Perang Dunia III Benar-benar Terjadi, Inilah Sekutu Iran dan Sekutu Amerika Serikat

4. Perang Asimetris

Iran dan pasukan Quds-nya tak akan mungkin mengimbangi kekuatan militer Amerika Serikat.

Maka, Pasukan Quds memilih perlawanan dengan perang asimetris.

Berkebalikan dengan perang simetris yang mengerahkan semua kekuatan dan alat perang, perang asimetris memainkan banyak hal, seperti memasukkan doktrin dan ideologi radikal kepada masyarakat atau pasukan milisi.

Itulah mengapa, Pasukan Quds bersekutu dengan sejumlah pasukan milisi, seperti Hizbullah, Hamas, bahkan Taliban, sekalipun dulu pernah jadi lawan mereka.

5. Kematian Soleimani

Kematian Soleimani menjadi duka bagi rakyat Iran karena dia dan pasukan Quds, diangap sebagai pahlawan di Iran maupun Irak.

Pasukan Quds, dinilai berjasa menghabiskan perlawanan ISIS di Suriah maupun Irak.

ISIS yang dinilai ingin melakukan genosida terhadap etnis Syiah, menjadi musuh utama Iran.

Itulah mengapa Soleimani begitu dihormati di Iran.

Pakar Timur Tengah dari Royal United Services Institute, Dr Aniseh Bassiri Tabrizi, ragu bila kematian Mayor Jenderal Qasem Soleimani, akan membuat Pasukan Quds down atau bahkan berhenti total.

Iran dengan cepat mengganti Soleimani dengan Jenderal Esmail Ghaani, untuk melajutkan operasi Quds.

Tapi, apakah Jenderal Ghaani bisa sebaik Qasem Soleimani, masih diperdebatkan.

Soleimani dikenal sangat piawai menjaga hubungan dengan para pasukan milisi yang menjadi sekutu.

Dia punya karisma besar, yang belum tentu dimiliki oleh Jenderal Esmail Ghaani.(TribunSolo.com/Aji Bramastra)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul 5 Fakta Pasukan Quds, Pasukan Elit Iran yang Dipimpin Mayjen Qasem Soleimani, Pahlawan atau Teroris?