Di waktu yang sama, kehadiran Rusia di Iran utara menjadi isu kritis bagi AS.
Kala itu wilayah barat laut Iran menjadi pembatas antara Barat dan Timur, yaitu antara AS dan Rusia, yang kala itu disebut Uni Soviet.
Anoush Ehteshami, profesor bidang hubungan internasional Universitas Durham menjelaskan, penolakan Uni Soviet untuk meninggalkan teritori Iran memunculkan masalah baru bernama agresi Soviet.
Amerika membujuk pimpinan Iran untuk tetap menjaga pembatas tersebut, dan memastikan 'minyak tetap mengalir'.
Namun saat Mohammad Mosaddegh, seorang figur nasionalis menjadi perdana menteri Iran ke - 35 di tahun 1951, kondisi berubah.
Mossadegh percaya jika seharusnya bukan Inggris yang menguasai minyak negara mereka.
Saat itu menjadi titik kritis bagi Iran.
Tahun yang sama, Mossadegh membuat bisnis minyak menjadi milik negara.
Baca Juga: Tahun 2020 Jangan Percaya Lagi dengan Mitos-mitos Kesehatan Ini, Termasuk Autisme Karena Vaksinasi