Find Us On Social Media :

WHO Hingga Kementerian Kesehatan RI Klaim MSG Bukan Zat Berbahaya, Tapi...

By Mentari DP, Jumat, 27 Desember 2019 | 09:45 WIB

Ilustrasi MSG.

Intisari-Online.com - Anda tahu apa itu MSG?

Beberapa orang mengatakan bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa MSG.

Ya, MSG atau kepanjangan daru Monosodium Glutamat telah lama digunakan sebagai bahan penyedap masakan.

Di sisi lain, MSG atau yang akrab disapa micin ini selalu diklaim buruk.

Baca Juga: Ulang Tahun Nike Ardilla ke-44 Tahun: Honor Nike Bisa Hampir Rp75 Juta Untuk Rekaman 1 Kaset yang Berisi 10 Lagu

MSG selalu dituding bisa menyebabkan kecanduan dan membuat bodoh.

Lantas, bagaimana sebenarnya efek samping MSG?

Mengenal MSG

MSG adalah zat aditif yang digunakan untuk meningkatkan cita rasa.

Penyedap rasa ini berasal dari asam amino glutamat yang merupakan asam amino non esensial alias asam amino yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh.

Lalu, mengapa MSG dikalim buruk untuk kesehatan?

Tahun 1960an Badan keamanan pangan Amerika Serikat (FDA) menerima banyak laporan mengenai efek samping yang dialami banyak pengunjung restoran masakan China.

Baca Juga: Rencana Upah dari Bulanan Jadi Per Jam, Tapi Masih Ada Pekerja Digaji di Bawah UMR

Sejak itulah, muncul istilah Chinese Restaurant Syndrome yang diklaim sebagai salah satu efek MSG.

Gejala Chinese Restaurant Syndrome antara lain nyeri kepala, kulit yang kemerahan, dan berkeringat.

Akan tetapi, masih belum banyak penelitian ilmiah yang memperlihatkan hubungan antara MSG dengan gejala-gejala tersebut pada manusia.

Efek MSG

Asam glutamat berfungsi sebagai neurotransmitter di otak, yang berfungsi merangsang sel-sel saraf untuk menyampaikan sinyalnya.

Beberapa orang mengklaim bahwa MSG menyebabkan glutamat yang berlebihan di otak dan stimulasi sel-sel saraf yang berlebihan.

Peningkatan aktivitas glutamat di otak memang dapat menyebabkan kerusakan.

Namun, hal itu bisa trjadi jika kita mengonsumsi MSG dalam jumlah yang terlalu besar.

Penelitian juga membuktikan konsumsi MSG dalam jumlah besar bisa meningkatkan kadar darah sebesar 556 persen.

Baca Juga: Identitas Kerangka Manusia di Sebuah Septic Tank Terungkap: Inilah Teknik yang Bisa Ungkap Identitas Korban Walau Hanya Tinggal Kerangka

Selain itu, riset 2011 yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Nutrition juga menemukan, individu yang mengonsumsi MSG dalam jumlah tinggi lebih rentan terhadap obesitas.

Dalam riset tersebut, disebutkan bahwa batas aman untuk konsumsi MSG maksimal 0,4 gram per hari.

Bukan zat berbahaya

Uniknya, World Health Organization (WHO), Food and Agriculture Organization (FAO), juga Kementerian Kesehatan RI, mengklaim MSG sebagai bahan makanan yang aman digunakan.

Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan tentu berefek buruk bagi kesehatan kita.

Salah satu penelitian terbitan American Journal of Clinical Nutrition juga menyatakan bahwa masyarakat luas tetap harus waspada terhadap efek samping kesehatan yang mungkin terjadi akibat makan MSG dan agar lebih bijak mengatur porsinya.

Oleh karena itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS meminta produsen makanan dan restoran-restoran untuk tetap mencantumkan MSG dalam daftar komposisi produk mereka. (Ariska Puspita Anggraini)

(Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul "Mitos atau Fakta, Micin Berbahaya Bagi Kesehatan Manusia?")

Baca Juga: Dibandingkan Anak Pertama, Anak Kedua Lebih Sulit Diatur, Benarkah?