Advertorial
Intisari-Online.com – Beberapa hari lalu, ditemukan kerangka manusia di sebuah septic tank di Karangjati RT 07 Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Setelah dilakukan pemeriksaan, akhirnya terkuak identitas dari kerangka manusia tersebut pada Minggu (22/12/2019).
Dilaporkan oleh kompas.com pada Kamis (26/12/2019), Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Riko Sanjaya mengatakan bahwa kerangka tersebut adalah Ayu Shelisa, yang hilang sejak 2009 lalu.
Hal ini berdasarkan gelang dan bordiran pakaian yang ditemukan tak jauh dari kerangka.
"Orangtua Ayu meyakini dan membenarkan terhadap barang tersebut milik anaknya Ayu Shelisa," kata Riko kepada wartawan melalui pesan singkat Rabu (25/12/2019).”
Ketua RT 7 Suparno, mengatakan Ayu Shelisa adalah istri Edi, anak Maluyo.
Edi adalah anak Maluyo yang baru meninggal.
Ayu Shelisa dan Edi menikah pada 2006. Pada 2009, Ayu Shelisa mendadak hilang.
Warga sekitar rumah Maluyo menduga Ayu Shelisa pulang ke rumah orangtuanya karena bercerai dengan Edi.
Warga baru tahu Ayu Shelisa sudah meninggal saat membaca wasiat Edi.
"Wasiat isinya intinya pokoknya 'pak mak aku arem nyusul mboh tua (Bapak dan Ibu, saya mau menyusul kakek nenek) sama istri saya'," ucapnya.
Baca Juga: Sering Dibuang, Ternyata Biji Buah Mangga Ampuh untuk Kontrol Diabetes dan Masalah Kesehatan Lainnya
Apa itu DNA?
DNA adalah teknik forensikdeoxyribonucleic acid.
Inilah penjelasan soal DNA dalam artikel berjudul “Memecahkan Kasus Kejahatan Dengan Jejak Genetika” diMajalah Intisariedisi 650 yang terbit pada November2016 berikut ini.
Ditemui olehMajalah Intisari, Dr. Djaja Surya Atmadja, Sp.F, Ph.D, S.H, DFM, seorang ahli forensik DNA di Departemen Forensik dan Medikolegal FKUI, menjelaskan bahwa teknik DNA mampu mengidentifikasi korban yang hanya tinggal kerangkanya saja.
Menurut penuturan Djaja, DNA merupakan salah satu asam nukleat yang menyimpan seluruh materi genetik pada makhluk hidup.
Bisa dibilang ia adalah rancangan awal asal mula seseorang terbentuk. Tentang kulitnya, jenis rambutnya, bentuk jarinya, sifatnya, dan lain-lain.
Letaknya ada di dalam struktur yang disebut kromosom dalam inti sel.
Tahun 1954, dua mahasiswa kedokteran asal Cambridge University, Inggris, James D. Watson dan Francis Crick, menemukan bentuk DNA yang sepertidouble helix(tangga berpilin).
Ada pegangan kanan dan kiri yang disebut DNA, sementara injakan tangga adalah hubungannya.
DNA berasal dari separuh ayah dan separuh ibu. Contoh, anak pertama terbentuk dari separuhDNA ayah dan separuh ibu.
Baca Juga: Istilah ‘Pelakor’ Makin Naik Daun di Tahun 2019 Ini, Dari Mana Asal Usulnya?
Hal sama berlaku pada adik-adiknya, mereka juga mendapatkan DNA dari separuh ayah dan separuh ibu.
Sehingga kemungkinan ada DNA kakak dan adik-adiknya sama, tapi bisa juga tidak karena DNA yang didapatkan dari separuh lainnya dari ayah ataupun ibu masing-masing berbeda.
“Oleh sebab itu, setiap orang unik,” kata ahli forensik DNA pertama di Indonesia ini.
Hanya sampai situlah orang tahu tentang DNA.
Mereka tidak pernah terpikirkan bahwa DNA bisa menjadi bukti dari kasus kejahatan.
Sampai seorang ilmuan asal University of Leicester, Inggris, Alec J. Jeffreys tahun 1986 mengaplikasikan teknik sidik jari DNA untuk kasus kejahatan.
Menurut Jeffreys, DNA setiap orang pasti berbeda-beda, namun ada kadar 0,01% perbedaan yang sangat spesifik.
Walhasil, dari hasil perbedaan ini, sebuah penelitian DNA bisa memastikan sebuah DNA milik si A atau si B.
Dalam kasus kejahatan, baik itu mutilasi maupun pemerkosaan, selain bisa mengetahui identitas korban, polisi juga bisa menangkap pelaku yang DNA-nya berada di tubuh korban atau di area TKP.
Sidik jari DNA bisa didapatkan dari bagian tubuh yang ada inti selnya, seperti darah, tulang, folikel rambut, air liur, air mani, kulit, dan keringat.
Kelebihan lain dari sidik jari DNA ialah mampu memecahkan masalah hubungan anak dan orangtua. Sering disebut kasus pribadi.
Selain itu, hasil dari forensik DNA sangat akurat.
Indonesia memiliki satu laboratorium forensik DNA yang berada di Kepolisian Cipinang dengan biaya gratis. Namun hanya untuk kasus polisi.
(Markus Yuwono)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Terungkap, Identitas Kerangka Manusia di Dalam Septic Tank di Bantul")
Baca Juga: Pernah Makan di Atas Daun Pisang? Ternyata Cara Makan Seperti Ini Lebih Sehat