Penulis
Intisari-online.com -Amerika Serikat tengah panas dengan isu pemakzulan Presiden yang saat ini bertugas, Donald. J. Trump.
Mengingat Donald Trump tentu kita teringat tentang bagaimana usahanya untuk mencegah serangan nuklir dari Korea Utara untuk keamanan negaranya, Amerika Serikat.
Menilik kembali 'dansa politik' dari kedua pemimpin negara tersebut, ternyata keduanya telah melakukan beberapa kali pertemuan resmi dengan nuklir sebagai agenda utama.
Tidak dapat kita lupakan pertemuan bersejarah di tahun 2018, bulan Juni tanggal 12 yang diadakan di Singapura.
Dengan pertemuan Singapura tersebut, total sudah ada 3 kali pertemuan antara kedua pemimpin negara tersebut, tetapi dapat dilihat jika Kim Jong-un tidak terkesan dengan ajakan Donald Trump.
Bahkan, melansir dari beberapa sumber, Kim Jong-un memiliki beberapa julukan untuk Donald Trump.
Dilansir dari edition.cnn.com, salah satu diplomat paling dihormati di Korea Utara mengatakan jika Kim Jon-un membanggakan hubungan 'spesial' yang ia miliki dengan Donald Trump.
Namun, diplomat Korea Utara lain mengatakan jika Kim Jong un mulai merasa perlu mengakhiri segala pembicaraan mereka dengan Amerika Serikat setelah pertemuan ketiga mereka di Stockholm, Swedia.
Hal ini karena menurut Korea Utara, Donald Trump tergolong 'ngeyel' dan tidak mau mengubah pendapatnya sehingga terkesan jika Donald Trump tidak fleksibel.
Kim Kye Gwan, mantan negosiator bidang nuklir yang saat ini bertugas sebagai penasihat Kim Jong-un, mengatakan jika masalah ini muncul bukan karena Donald Trump sendiri.
"Berkontradiksi dengan pandangan politik dan niat dari Presiden Trump, pembuat kebijakan di AS sangatlah tidak ramah dengan Korea Utara tanpa alasan, terbawa mental Perang Dingin dan prasangka ideologi."
Kim Jong-un sendiri mengatakan kepada reporter di Stockholm jika pertemuan Stockholm tidak memenuhi ekspektasinya dan akhirnya berhenti.
Keputusan tersebut diikuti dengan Korea Utara memberi waktu untuk pihak negosiator AS sampai akhir tahun ini untuk membuat perubahan dalam beberapa keputusan politik Donald Trump, baru kedua negara dapat melanjutkan kesepakatan lagi.
Kegagalan diplomasi ini dilanjutkan dengan pernyataan Kim Jong-un bahwa mereka tidak memerlukan pertemuan agar Donald Trump dapat menyombongkannya, seperti dilansir dari washingtonpost.com.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kim Kye Gwan, "kami tidak lagi tertarik mengadakan pembicaraan yang tidak menghasilkan apapun untuk kami, sehingga kami tidak akan memberikan presiden AS sesuatu yang dapat dia sombongkan."
Hal ini karena pihak AS tidak dapat memberikan apa yang diinginkan oleh Korea Utara, yaitu AS meminta penutupan Pusat Riset Nuklir Yongbyon, dan sebagai gantinya Korea Utara meminta pengangkatan penalti mereka.
Diketahui penalti terhadap Korea Utara diberikan oleh kesepakatan beberapa negara setelah uji coba nuklir mereka pertama kali di tahun 2006.
Korea Utara sendiri meminta pihak AS untuk mengangkat penalti yang diberikan oleh Dewan Keamanan PBB yang mulai diberikan beberapa tahun belakangan ini.
Penangguhan kesepakatan tersebut sepertinya menjadi bom waktu, sebab Kim Jong-un mengimplisitkan jika dia mengancam AS akan diberi hadiah berupa misil yang dilontarkan ke AS setelah pesan dari Kim Jong-un kepada Donald Trump.
Pesan tersebut berbunyi sangat jelas, jika Pyongyang menjadi tempat pengujian misil jarak pendek selama musim panas dan musim gugur, terlama dalam sejarah.
Namun, bagaimana tanggapan Presiden Donald Trump?
Trump, semenjak pertemuan pertamanya dengan Kim Jong-un, memiliki julukan 'lucu' untuk Kim Jong-un.
Dilansir dari npr.org 16/6/2018, Trump telah mengatakan kepada Greta Van Susteren jurnalis VOA jika Kim Jong-un, yang ia panggil "Pria Roket Kecil" sebagai pria lucu dan sangat pintar.
Di tahun 2018, melansir thehill.com, Trump juga mengatakan jika dia dan Kim Jong-un telah 'jatuh cinta'.
Baca Juga: Kaleidoskop Intisari 2019: Saat Susi Bersumpah akan Tenggelamkan 51 Kapal Ikan Vietnam Tanpa Ampun
Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidatonya untuk kandidat Senat di Virginia Barat, dilanjutkan dengan pernyataan jika hubungan mereka baik-baik saja.