Find Us On Social Media :

Teror Ular Kobra Melanda Beberapa Daerah di Indonesia, Benarkah Menggunakan Garam bisa Menangkal dan Mengusir Ular? Ini Penjelasannya!

By Afif Khoirul M, Senin, 16 Desember 2019 | 16:34 WIB

Menangkal ular kobra dengan garam.

Teranyar, di Purwakarta, juga ditemukan ular berbisa tersebut.

Menurut laporan Jurnalis Kompas TV, Gus Muhammad, di kanal YouTube Kompas TV, pihak Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Purwakarta sudah empat kali melakukan evakuasi terkait temuan ular kobra.

Terakhir, petugas mengevakuasi ular kobra di rumah warga, tepatnya di Gang Lodaya RT 06 RW 01 Kampung Baru, Kecamatan Purwakarta,

Meski sudah beberapa kali melakukan evakuasi, pihak Damkar menduga masih ada satu induk ular kobra yang berkeliaran.

Karena itu, warga pun masih khawatir dan dihantui keberadaan ular itu.

Pihak Damkar mengimbau, agar warga secepatnya melapor jika mendapati ada ular kobra berkeliara, apalagi sampai masuk rumah warga.

Secara terpisah, Panji Petualang sebenarnya sudah menjelaskan mengapa ular kerap ditemukan di wilayah permukiman.

Awalnya, Panji menjelaskan mengenai musim kawin ular dan reptil-reptil lain.

Ia mengatakan, ular dan reptil lain akan masuk musim kawin di awal tahun atau sekitar Januari sampai Maret.

"(Karena itu) biasanya di akhir tahun akan bermunculan anak-anak ular dan reptil lain ke dunia," ujar Panji Petualang, dikutip TribunJabar.id dari kanal YouTube PANJI PETUALANG, Sabtu (14/12/2019).

Lebih lanjut Panji menjelaskan mengenai alasan ular banyak ditemukan di permukiman.

Ia mengatakan, dulu sebelum manusia membuka lahan untuk tempat tinggal, para ular dan reptil lain hidup nyaman di tempat mereka.

Ular dan reptil lain ini tak terganggu.

Termasuk ekosistem dan rantai makanan mereka pun stabil dan seimbang.

Namun, seiring berjalanya waktu, populasi manusia semakin bertumbuh banyak.

Salah satu penyebab populasi manusia jadi banyak adalah karena tak ada predator yang memburu manusia.

Semakin lama, manusia membutuhkan tempat untuk tinggal.

Manusia pun, lanjut Panji, membuka lahan untuk tinggal.

Tak hanya itu, manusia juga membuka lahan untuk kepentingan tertentu seperti jalan, industri, dan lain sebagainya.

Pembukaan lahan tersebut, menurut Panji, tentu menganggu ekosistem yang ada.

Ular kobra dewasa sepanjang 2 meter yang ditangkap penjaja nasi goreng di Kampung Poncol Rumah bagi para hewan akhirnya tergusur oleh pembukaan lahan manusia.

"Hewan tersebut pontang-panting ke sana ke mari mencari rumah baru untuk mereka. Ketika terciduk ditemukan manusia, manusia akan membunuhnya, manusia menganggap mereka adalah hewan berbahaya," ujar Panji Petualang.

Dia menjelaskan, kerusakan habitat itulah yang menjadi faktor utama mengapa ular masuk ke permukiman.

Lalu ada juga faktor lain.

Faktor lain ular masuk ke permukiman adalah karena kerap ditemukan tikus di sekitar rumah-rumah warga.

Tikus adalah makanan pokok dan makanan yang paling disukai oleh ular.

Beberapa kobra dan jenis ular lainnya menyukai tikus.

"(Akhirnya) mereka masuk ke permukiman untuk memburu tikus," kata Panji. (Widia Lestari/Tribun Jabar)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Ngeri Teror Ular Kobra, Cara Atasinya Bukan Pakai Garam, Ini yang Benar Kata Panji Petualang