Penulis
Intisari-online.com -Seorang pria (nama dirahasiakan untuk keamanan korban) berumur 32 tahun, dilansir The Sun pada 9/10/2019 telah tertangkap menyerang anaknya sendiri di rumah sang ibu di Chipaya, Bolivia.
Dia telah sengaja menunggu istrinya pergi dari rumah sebelum memerkosa anaknya sendiri setelah mengatakan ingin 'menghabiskan waktu untuk merayakan ulang tahunnya'.
Saat sang istri tahu, pria itu mengancam istrinya tetapi istrinya memilih untuk tetap memberi tahu polisi.
Kemudian pada 4/10/2019 akhirnya pria tersebut ditahan polisi setempat.
Saat investigasi, dia sengaja mengklaim jika dia 'tidak memiliki cukup uang untuk membelikan anaknya hadiah ulang tahun'.
Maka, dia memutuskan untuk 'memberikan hadiahnya sendiri'.
Saat ini dia sudah mendekam di penjara untuk waktu yang lama sementara anaknya menerima bantuan psikologis untuk perbaikan mental.
Kasus penganiayaan anak sudah banyak terjadi di seluruh dunia.
Dilansir dari bbc.com 11/12/2019, terjadi pelecehan anak oleh ayahnya sendiri demi faktor uang.
Dimulai dari sang ayah membawa teman ke rumah untuk sekedar menghabiskan waktu, tetapi banyak yang memperlakukan sang anak tidak senonoh dengan meraba-rabanya di depan kedua orangtuanya.
Beberapa kali, ada pria yang masuk ke dalam kamar bersama ibunya.
Kemudian suatu hari, ayahnya mendorongnya masuk ke dalam kamar bersama seorang pria dan kamar tersebut dikunci dari luar.
Dapat dibayangkan apa hal keji yang terjadi selanjutnya.
Masa kecil gadis tersebut menjadi sebuah mimpi buruk kala ayahnya melanjutkan pelecehan seksual tersebut.
Sang ayah menjadi 'germo' dari anaknya sendiri dan mendapatkan uang dari hal tersebut.
Pihak konseling menyatakan jika sang gadis telah diperkosa setidaknya oleh 30 pria semenjak itu.
Hal naas tersebut ketahuan ketika guru dari sekolah sang gadis yang juga tetangganya mulai curiga dengan apa yang sepertinya terjadi di rumahnya.
Selanjutnya, pihak sekolah memanggil sang gadis untuk sekedar bercerita mengenai keluarga dan hidupnya.
Pembicaraan empat jam itu menceritakan jika si korban mengalami kondisi sulit di rumah sebab ayahnya tidak bekerja dan mereka dapat diusir kapan saja dari rumah mereka karena belum membayar uang sewa.
Sembari menangis, si gadis diberitahu oleh konseling jika ketidaksetaraan gender di India menyebabkan pelecehan anak menjadi hal 'biasa'.
Akhirnya kemudian korban menceritakan jika ibunya menjadi korban pelecehan seksual sama dengannya.
Konseling meminta cerita lebih lanjut, dan si korban pun menceritakan detail.
Pihak konseling bertanya jika dia tahu mengenai alat kontrasepsi yang membantu menghindari kehamilan dan penyakit.
"Tidak, kami memakai kondom," jawab si korban, yang merupakan pengakuannya jika dia melakukan seks.
Kemudian terungkap, selain detail bahwa dia dipaksa melakukan seks dengan orang asing yang dibawa ayahnya, juga fakta jika ayahnya senang mengambil fotonya telanjang untuk dikirim kepada 'pelanggan'.
Pihak konseling akhirnya meyakinkan si gadis jika dia telah mengalami pemerkosaan dan mengatakan padanya bahwa mereka akan membawanya ke tempat yang lebih aman bagi para korban pelecehan seksual.
Korban tampak tidak terkejut atau menunjukkan ekspresi lainnya.
Kini, hampir dua bulan semenjak pemisahan si gadis dari kedua orangtuanya, dia tinggal di rumah penampungan bersama ketiga gadis lain yang juga merupakan korban pelecehan seksual.
Baca Juga: Kasus Pelecehan Seksual Kembali Terjadi di KRL, Ini Hukuman Bagi Pelaku Pelecehan Seksual
India merupakan negara yang memiliki rekor tingginya pelecehan seksual kepada anak.
Di tahun 2017, terdapat 10.221 kasus pemerkosaan anak yang telah terekam di India.