Penulis
Intisari-Online.com -Nama adalah 'pengenal' identitas seseorang, kaum, atau sebuah kota dan negara.
Nama yang baik akan dianggap orang memberi kebaikan, sedangkan nama yang memiliki konotasi buruk seringnya membawa nasib buruk.
Hal yang sama juga dialami sebuah kota kecil di Kanada ini.
Terletak berdekatan dengan Quebec dan berpopulasi 7000 manusia, kota ini mendapatkan namanya dari bekas tambang yang ditutup tahun 2012.
Mineral tersebut digunakan untuk menahan panas dalam bangunan, tetapi banyak penelitian menunjukkan jika bahan tersebut memiliki serat yang menjadi penyebab kanker paru-paru.
Akibat namanya yang dianggap orang berkonotasi buruk, beberapa bisnis dibatalkan untuk berinvestasi di kota tersebut.
Mineral penyebab kanker tersebut adalah asbes, yang sekarang telah dilarang digunakan di 60 negara.
Kota tersebut bernama Asbestos, dan Asbestos sudah ditolak banyak kali dalam kerjasama bisnis hanya karena namanya.
Walikotanya, Hugues Grimard, mengatakan ketika dia melakukan perjalanan bisnis ke Ohio, investor bahkan menolak menerima kartu bisnisnya, dilansir dari news.sky.com.
Tambahnya, dia juga mengalami isu persepsi ini walaupun di Montreal.
Tambang asbes itu pun ditutup karena penggunaan asbes sudah semakin dilarang.
Menariknya, Kanada baru melarang penggunaan asbes dari tahun lalu.
Baca Juga: Sebuah Desa Jepang Ditemukan di Hutan Kanada, Kok Bisa?
Larangan tersebut meliputi pembuatan, penggunaan, impor dan ekspor produk asbes yang ada di Kanada.
Melansir huffingtonpost, tambang asbes tersebut merupakan tambang asbes terbesar di dunia.
Bahkan tercatat jika tambang itu sudah menyuplai dari separuh asbes di dunia.
Diumumkan juga, tahun 2020 baru akan diluncurkan nama resmi baru dari kota Asbestos.
Penduduk lokal, yang disebut Asbetonians, juga terlibat dalam pergantian dan ke depannya, pemilihan nama dari kota tersebut.
Tambang asbes tersebut dibuka pertama kali pada 1849 dan mempekerjakan 2000 pekerja pada saat masih beroperasi.
Lalu apa saja bahaya asbes?
Melansir oregonstate.edu, asbes menjadi sangat berbahaya ketika seratnya masuk ke dalam tubuh dengan cara dihirup.
Baca Juga: Disukai Presiden Jokowi, Ternyata Ini 7 Manfaat Jamu Kunir Asem, Salah Satunya Cegah Risiko Kanker
Jika material asbes tidak keluar ke udara maka asbes tidak berbahaya.
Serat tersebut terjebak di membran mukus di hidung dan tenggorokan.
Bisa jadi masuk lebih dalam ke paru-paru atau saluran pencernaan.
Asbes paling berbahaya jika asbes pecah dan pecahannya mudah hancur oleh tangan.
Baca Juga: Cobalah Peragakan Jari Anda Seperti Ini, Konon Anda Bisa Mengetahui Peringatan Dini Kanker Paru-paru
Asbes yang telah masuk ke dalam tubuh tidak akan memecahnya atau mengeluarkannya sehingga asbes akan tetap ada di dalam tubuh manusia.
Terdapat tiga penyakit yang disebabkan oleh asbes:
1. Asbestosis
Merupakan penyakit pernafasan kronis tetapi tidak bersifat kanker.
Baca Juga: Meski Tidak Merokok, Tapi 7 Hal Ini Bisa Sebabkan Kanker Paru-paru, Salah Satunya Polusi Udara
Menghirup asbes akan menyebabkan peradangan pada jaringan paru-paru, selanjutnya menimbulkan luka pada paru-paru.
Gejalanya meliputi nafas pendek-pendek dan suara tumbukan di paru-paru saat bernafas.
Penyakit ini juga menyebabkan gagal jantung.
Tidak ada perawatan efektif untuk asbertosis, dan penyakit ini biasanya fatal.
Baca Juga: Meski Bukan Perokok Anda Harus Tahu 9 Gejala Kanker Paru-paru Ini, Salah Satunya Nyeri Tulang
Pekerja bangunan yang sering bekerja meruntuhkan bangunan yang memiliki bahan asbes kemungkinan memiliki resiko signifikan.
2. Kanker Paru-Paru
Merupakan penyakit yang paling sering menimbulkan kematian dalam kaitannya dengan paparan asbes.
Gejalanya meliputi batuk dan perubahan pernafasan, nafas pendek-pendek, sakit di dada permanen, dan anemia.
Baca Juga: Duh, Peneliti Temukan Asbes dalam Krayon Anak-anak
Resiko tinggi ditemukan pada pekerja yang terlibat langsung di tambang dan manufaktur asbes serta yang menggunakan asbes dan produk-produknya.
3. Mesotheliomia
Bentuk kanker yang jarang ditemui, sering terjadi di membran tipis pada paru-paru, dada, perut dan jantung.
Di AS tiap tahunnya terdapat 200 diagnosa kasus ini.
Resiko tinggi pada pekerja tambang, pabrik asbes, kapal dengan asbes, dan pekerja yang memproduksi produk asbes dan memasang insulasi asbes.