Find Us On Social Media :

‘Mungkin Saya Bisa Selamatkan Hidup Bayi Lain’, Kisah Ibu yang Selama 63 Hari Pompa ASI untuk Disumbangkan Setelah Bayinya Meninggal 3 Jam Setelah Lahir

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 27 November 2019 | 21:00 WIB

Pompa ASI.

Intisari-Online.com – Bagi seorang wanita, mendapatkan kehamilan, lalu melahirkan, dan menyusui bayinya adalah sebuah anugerah terindah.

Sierra Strangfeld sangat senang ketika dia dan suaminya, Lee, mengetahui bahwa dia hamil anak kedua.

Dia tidak bisa menyusui putri pertamanya, Porter yang berusia 18 bulan.

Karena gadis itu dilahirkan dengan ikatan lidah, suatu kondisi umum yang membuat lidah bayi sulit bergerak, dan sangat senang karena memiliki kesempatan bisa menyusui lagi.

Baca Juga: Miris, Bocah 4 Tahun Ini Dapat Komentar Kejam dari Orang Dewasa Karena Bobotnya, Padahal Ia Derita Penyakit Langka

Tetapi Strangfeld, dari Neilsville, Wisconsin, ini mengetahui ketika kehamilannya berusia 20 minggu bahwa bayinya yang lahir itu mengalami kondisi langka.

Bayinya yang belum lahir itu menderita trisomi 18, suatu kondisi genetik langka yang menyebabkan cacat lahir  yang bisa mengancam jiwa dan sering mengakibatkan kelahiran mati.

Bayi Strangfeld, Samuel Lee, lahir dua bulan sebelum tanggal perkiraan yang dijadwalkan pada November dan bertahan hanya selama tiga jam, demikian laporan Today Parents.

Selama periode singkat inilah Strangfeld memutuskan bahwa dia akan menyumbangkan ASI ke bank ASI NICU untuk membantu ibu-ibu lain dengan bayi yang lahir prematur dan meninggalkan warisan untuk Samuel kecil.

Strangfeld mengatakan, setelah mengetahui kondisi bayinya, dia tidak pernah memikirkan aborsi.

"Aborsi bukanlah pilihan bagi kami, itu tidak pernah menjadi pertanyaan kami,” katanya.

"Kami ingin bertemu hadiah berharga ini, dan kami akan melakukan apa saja untuk bertemu dengannya dan memperlakukannya seperti bayi mana pun yang akan diberkati."

Trisomi 18, juga dikenal sebagai Sindrom Edward, adalah kondisi kromosom yang disebabkan oleh kesalahan pembelahan sel.

Baca Juga: Ketika Dokter Salah Mendiagnosis, Menyuruh Pasiennya Diet Padahal Nyatanya Idap Penyakit Langka Ini