Penulis
Intisari-Online.com – Tak bisa dipungkiri teknologi semakin maju, namun penderita diabetes kecenderungannya semakin meningkat.
Ini tentunya karena gaya hidup yang malas bergerak hingga menyebabkan terjangkitnya penyakit ini.
Penyakit diabetes tidak bisa disembuhkan, hanya dapat dikontrol dengan pengaturan pola makan dan gaya hidup.
Bagi mereka yang menderita diabetes, tentunya sangat mengenal apa yang disebut dengan indeks glikemik pada setiap makanan.
Indeks glikemik adalah standar pengukuran seberapa cepat karbohidrat dalam makanan diubah menjadi gula (glukosa) untuk dipakai sebagai energi. Ukuran ini berupa skala dari 0-100.
Sebagai contoh, gula pasir memiliki angka indeks glikemik 100.
Artinya, karbohidrat dalam gula murni sangat cepat diubah oleh tubuh menjadi energi.
Angka IG juga mempengaruhi seberapa cepat tubuh memproduksi insulin.
Semakin rendah nilai IG suatu makanan, maka akan semakin kecil pengaruhnya pada peningkatan insulin dan gula darah.
Makanya orang-orang yang memiliki diabetes sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan IG rendah.
Nilai indeks glikemik tinggi biasanya banyak ditemukan pada sumber makanan berkarbohidrat.
Masyarakat Indonesia mempunyai pilihan karbohidrat nasi, kentang, dan jagung. Masalahnya, kita sering bingung, mana yang paling aman untuk dikonsumsi orang dengan diabetes?
Ingat, semakin tinggi angka indeks glikemik, semakin tinggi pula kemampuannya untuk meningkatkan kadar gula darah.
Berdasarkan tabel nilai IG dari Harvard Medical School, per 150 gram nasi putih memiliki nilai indeks glikemik 72.
Sementara itu dengan takaran porsi yang sama, nilai IG kentang adalah 82 dan jagung adalah 48.
Indeks glikemik disebut tinggi jika berada di atas angka 70, sedang jika berada pada kisaran 56-69, dan rendah jika berada dibawah 55.
Dilihat dari angka-angka di atas, bisa disimpulkan, jagung yang nilai IG-nya paling rendah.
Baca Juga: Penderita Diabetes Berisiko Meninggal Mendadak? Ini Jawaban Dokter
Penelitian medis yang dilakukan Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini juga mengatakan bahwa makan jagung secara teratur dapat membantu tubuh mengontrol gula darah lebih baik.
Tentunya jagung yang dimaksud adalah jagung rebus atau jagung bakar tanpa olesan apa pun, bukan jagung yang dijadikan panganan seperti bakwan jagung atau popcorn mentega atau karamel.
Lalu, dilansir dari Asian Journal, profesor dari University of Philippines Los Banos, Dr. Artemio Salazar menjelaskan bahwa jagung bisa menjadi makanan pokok yang baik bagi orang-orang diabetes.
Hal ini karena jagung memiliki kandungan amilosa yang lebih tinggi dibandingkan beras. Serat dari jagung akan dicerna lebih lambat oleh tubuh, sehingga gula darah akan lebih terkontrol.
Bukan berarti kita tak boleh makan nasi atau kentang, namun bagi para penderita diabetes, bolehlah dipertimbangkan jagung sebagai makanan utama mengingat kandungan IG-nya yang paling rendah. (Soesanti Harini Hartono)
Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul “Jagung Dinobatkan Jadi Makanan Paling Oke Untuk Penderita Diabetes Oleh WHO!”
Baca Juga: Indeks Glikemiks Benar-benar Membantu Penderita Diabetes?