Find Us On Social Media :

Tak Hanya Pembelot Korut, Nasib Pembelot Rusia pun Berakhir Tragis: Hidup dengan Tubuh Cacat atau Mati Secara Tragis

By Tatik Ariyani, Sabtu, 9 November 2019 | 11:30 WIB

Vladimir Putin dan Kim Jong Un.

Ketika dia atau pembelot lainnya diperintahkan untuk menyusuri koridor ke kantor sipir, mereka dipaksa merangkak dengan tangan dan kaki.

Petugas memukuli mereka dengan sarung tangan dan tongkat saat mereka pergi.

Diperkirakan 100.000 warga Korea Utara atau lebih saat ini tinggal di pusat-pusat penahanan, penjara-penjara politik, atau kamp-kamp kerja di mana mereka menanggung kerja keras, penyiksaan, dan kelaparan.

Tak hanya warga Korea Utara, warga Rusia pun -dalam cara yang berbeda- banyak yang menjadi pembelot.

Baca Juga: Kisah Mekanik Sepeda Alami Kondisi Misterius hingga Perutnya Terus Menggelembung, Dokter pun Tak Bisa Mendiagnosis Penyakitnya

Jika warga Korut membelot karena mereka kehilangan hak-hak mereka sebagai manusia dikarenakan kepempininan seorang diktator, pembelotan di Rusia sedikit berbeda.

Pembelot Rusia biasanya mereka para aktivis yang memberikan kritik atau mengungkap kecurangan (misal korupsi) pada pemerintahan, utamanya Presiden mereka.

Nasib para pembangkang Rusia memang kerap berakhir tragis, baik cacat maupun tewas terbunuh.

Pemimpin negara itu, Vladimir Putin dicurigai berperan dalam kasus pembunuhan para pembelot Rusia, meski dia mengelaknya.

Baca Juga: Ketika Jutaan Pelatuk Tembok Menghancurkan Tembok Berlin Hanya dengan Tangan dan Palu, Mempersatukan Kembali Timur dan Barat