Find Us On Social Media :

Aniaya Kekasihnya Sendiri, Wanita Ini Mengaku Hanya untuk Beri Pelajaran, Tapi 'Senjata' yang Digunakan Serta Luka yang Ditimbulkan Berkata Lain

By Ade S, Jumat, 8 November 2019 | 20:04 WIB

Ilustrasi-penganiayaan atas nama kasta di India.

"Dia pernah terlibat pencurian Juni tahun lalu," kata Suhendro perihal kekecewaan itu. Pencurian tersebut, menurut tetangga, berlangsung di kios Suhendro di Pasar Tanah Abang.

"Waktu itu saya sudah memaafkan, karena LS sudah minta ampun tak akan mengulangi perbuatan buruknya. Tapi sekarang tak ada ampun lagi," Suhendro menambahkan.

Baca Juga: Ditinggalkan, Dianiaya, Dieksploitasi: Kehidupan Tragis Genie Wiley Si Anak Liar, 'Ayah Memukul Lengan, Kayu Besar, Tidak Meludah..'

Kesal

Seperti pengakuan LS sebelumnya, semuanya bermula dan kekesalan LS terhadap Suhendro yang tak juga menepati janjinya, menikahi LS secara resmi, setelah keduanya cukup lama hidup bersama.

Untuk itu, 27 Desember 1987, LS pun mendatangi Ny. An. Sanibil menceritakan maksudnya, LS menyatakan ingin ketemu Si.

Tapi yang terakhir ini rupanya berada di Mauk, Tangerang. Maka, hari itu juga, keduanya berangkat ke Tangerang. Rupanya yang hendak ditemui tak ada di tempat.

Baru ketika mereka datang untuk keduanya, 30 Desember 1987, dapat bertemu Si.

Setelah saling mengenal, LS lantas mengutarakan niatnya. Dan sebelum pulang, LS memberikan uang Rp 30 ribu.

"Untuk uang rokok," kata LS. Tanggal 4 Januari, LS datang lagi bersama Ny. An.

Kali ini, LS menjanjikan akan memberi uang Rp 1 juta jika Si telah berhasil menjalankan tugas. Si menyetujui, dan menyebutkan pelaksanaan rencana hari Minggu tanggal 10 Januari 1988.

LS lalu memberikan uang Rp 350 ribu sebagai panjar. Tapi ternyata Si tak melaksanakan janjinya tanggal 10 Januari itu.