Penulis
Intisari-Online.com -Jenny Spain dari Australia yang kala itu berusia 17 tahun memiliki kebiasaan yang bisa membuat orang mengernyitkan dahi.
Dia kerap memburu truk-truk sampah yang lewat dan memunguti sampah yang tercecer lalu melahapnya.
Ibunya, Dorothy, mengatakan tidak pernah ada hari terlewat tanpa kejadian menyedihkan.
"Ia selalu makan aoa saja. Juga obat-obatan. Dan baru-baru ini ia belajar bekerja sebagai pembantu di sebuah TK. Namun gagal karena ia selalu menyelinap dan menghabiskan semua bekal anak-anak. Dan jika kami menasihatinya, ia akan marah besar," tuturnya sedih.
Jenny mudah meledak sehingga dirumahnya banyak bekas tanda kekacauan.
"Di rumah kami banyak lubang di dinding bekas pukulan dan tendangan Jenny. Ia pun kerap mencoba memukuli saya," kata ibunya.
Sang ibu juga merasa sedih karena tetangganya tak jarang mengira Jenny mengidap kelainan jiwa.
Di sisi lain, David Robertson yang saat itu merupakan dewasa muda berusia 20 tahun juga memiliki sikap tak berbeda jauh dengan Jenny.
David suka makan banyak, makan-makanan yang telah ia lahap tak bisa membuatnya kenyang.
Jika dilihat secara kasar, David dan Jenny bisa dibilang 'rakus'.
David memiliki berbagai makanan di kamarnya yang berantakan, sandwich, hamburger, atau sekantung potato chips.
Makanan-makanan itu tak lantas mengurangi rasa laparnya, padahal dia diharuskan melakukan diet ketat.
Baca Juga: Tahukah Anda Kalau Cara Makan Nanas Selama Ini Salah? Ternyata, Begini yang ‘Benar’
Berat badannya akan terus bertambah bahkan jika dia melakukan diet, bagaimana jadinya jika makannya tidak dikontrol?
Akibatnya sang ibu harus melakukan pengamanan ekstra, mengunci lemari makanan dan juga menggembok kulkas.
Bahkan karenanya ia harus menerima cibiran tetangga karena dikira kelewat pelit hingga kehilangan sahabatnya karena tidak bisa menjamu mereka dengan baik.
Lalu apa penyebab anak-anak ini memiliki nafsu makan yang kelewat batas? Prader Willi jawabannya.
Sindrom Prader Willi menyebabkan penderitanya ekstra rakus. Jika tidak diawasi, penderita akan makan apa saja yang ditemuinya.
Bahkan daging mentah, kaisan atau ceceran dari tong sampah dan got.
Dari data yang ada, anak-anak yang menderita sindrom ini adalah mereka yang susah makan pada tahun-tahun pertamanya.
Mereka juga memiliki kelainan otot sehingga saat lahir terlihat begitu lemas seperti hanya tergeletak.
Penderita Prader Willi biasanya memiliki watak mudah meledak. Mereka akan berteriak, menjerit, atau mengamuk.
Umumnya mereka juga berada di ambang keterbelakangan mental.
Kasus Jenny misalnya, di usia 17 tahun, mentalnya setara dengan anak usia 9 tahun.
Dampak lainnya adalah penderita mempunyai kecenderungan berbadan gemuk.
Tahun 1988, saat itu di Australia, belum banyak diketahui mengenai sindrom yang membuat penderitanya jadi rakus ini sehingga kebanyakan anak baru didiagnosis dengan Prader Willi ketika nafsu makannya sudah tidak bisa direm.
Mereka terpaksa memasuki pola kehidupan yang penuh aturan dan trauma bahkan membuatnya dan keluarganya jadi terkucil.
Disadur dari Majalah Nova (7/1/1988)