Penulis
Intisari-Online.com - Demam bisa diredakan dengan cara tradisional, satu di antaranya mengandalkan obat herbal.
Menggunakan tanaman yang bisa diolah sendiri, bisa jadi langkah awal untuk kita dan keluarga mengatasi demam.
Inilah beberapa pilihan obat penurun panas tradisional yang dapat dicoba.
Penting diperhatikan, dosis yang tercantum pada ramuan berikut adalah dosis untuk orang dewasa.
Bila ingin diberikan kepada anak, bacalah aturan dosis bagi anak dan sesuaikan dengan tingkatan usianya.
1. Lempuyang Emprit (Zingiber amaricans)
Memiliki kandungan senyawa minyak atsiri yaitu sekuiterpenketon yang bermanfaat untuk menurunkan panas.
Umumnya yang digunakan adalah rimpangnya; warnanya putih kekuningan, rasanya pahit.
Caranya:
Cuci bersih 10 g umbi lempuyang emprit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata.
Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sendok makan (sdm) madu bunga kapuk, aduk rata. Berikan 3 kali sehari.
2. Kunyit (Curcuma longa)
Memiliki kandungan minyak atsiri, curcumin, turmeron dan zingiberen yang dapat bermanfaat sebagai antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi (anti-peradangan).
Selain sebagai penurun panas, campuran ini juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Umumnya yang digunakan adalah rimpangnya; warnanya oranye.
Caranya:
Cuci bersih 10 g umbi kunyit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Tambahkan dengan perasan 1/2 buah jeruk nipis.
Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian campuran madu dan kunyit ini, kemudian berikan 3 kali sehari.
3. Sambiloto (Andrographis paniculata)
Seluruh bagian tanamannya dapat digunakan. Memiliki kandungan andrografolid lactones (zat pahit), diterpene, glucosides dan flavonoid yang dapat menurunkan panas.
1991 pernah diadakan penelitian di Thailand bahwa 6 g sambiloto per hari sama efektifnya dengan parasetamol.
Caranya:
Rebus 10 g daun sambiloto kering, 25 g umbi kunyit kering (2,5 ibu jari), dan 200 cc air. Rebus hingga mendidih dan airnya tinggal 100 cc, kemudian saring.
Setelah hangat, tambahkan 100 cc madu bunga kapuk atau mahoni, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian, berikan 3 kali sehari.
4. Pegagan (Centella asiatica L.)
Tumbuhan yang dikenal pula dengan nama daun kaki kuda ini, tumbuh merayap menutupi tanah. Daunnya berwarna hijau dan berbentuk seperti kipas ginjal.
Memiliki kandungan triterpenoid, saponin, hydrocotyline dan vellarine.
Bermanfaat untuk menurunkan panas, revitalisasi tubuh dan pembuluh darah serta mampu memperkuat struktur jaringan tubuh.
Pegagan juga bersifat menyejukkan atau mendinginkan, menambah tenaga dan menimbulkan selera makan.
Caranya:
Rebus 1 genggam pegagan segar dengan 2 gelas air hingga mendidih dan airnya tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3 bagian dan diminum 3 kali sehari.
5. Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.)
Penampilan temulawak menyerupai temu putih, hanya warna bunga dan rimpangnya berbeda.
Bunga temulawak berwarna putih kuning atau kuning muda, sedangkan temu putih berwarna putih dengan tepi merah.
Rimpang temulawak berwarna jingga kecokelatan, sedangkan rimpang bagian dalam temu putih berwarna kuning muda.
Temulawak memiliki zat aktif germacrene, xanthorrhizol, alpha betha curcumena, dan lain-lain.
Manfaatnya sebagai antiinflamasi (antiperandangan), antibiotik, serta meningkatkan produksi dan sekresi empedu.
Temulawak sejak dahulu banyak digunakan sebagai obat penurun panas, merangsang nafsu makan, mengobati sakit kuning, diare, mag, perut kembung dan pegal-pegal.
Caranya:
Cuci bersih 10 g rimpang temulawak. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya.
Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 campuran madu dan temulawak, kemudian berikan 3 kali sehari.
6. Bawang merah (Allium cepa L.)
Bawang merah sering digunakan sebagai bumbu dapur. Memiliki kandungan minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin.
Caranya:
Kupas 5 butir bawang merah. Parut kasar dan tambahkan dengan minyak kelapa baru secukupnya, lalu balurkan ke ubun-ubun dan seluruh tubuh.
7. Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
Selain daun kembang sepatu, Anda juga dapat memanfaatkan daun kapuk atau daun sirih. Kembang sepatu mengandung flavonoida, saponin dan polifenol.
Daun kapuk mengandung flavonoida, saponin dan tanin. Daun sirih mengandung flavonoida, saponin, polifenol dan minyak atsiri.
Baca Juga: Pakai TikTok, ISIS Sebar Video Mengerikan Disertai Musik, Lengkap dengan Emoji dan Filter Hati
Caranya:
Cuci bersih daunnya, keringkan dengan lap bersih, panaskan sebentar di atas api agar lemas. Remas-remas sehingga lemas, olesi dengan minyak kelapa, kompreskan pada perut dan kepala.
8. Meniran (Phyllanthus niruri L.)
Tinggi tanamannya mencapai 1 meter, tumbuh liar, daunnya berbentuk bulat tergolong daun majemuk bersirip genap.
Seluruh bagian tanaman ini dapat digunakan. Memiliki kandungan lignan, flavonoid, alkaloid, triterpenoid, tanin, vitamin C, dan lain-lain. Bermanfaat untuk menurunkan panas dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Caranya:
Rebus 1 genggam meniran segar dengan 2 gelas air hingga mendidih dan airnya tinggal 1 gelas. Bagi menjadi 3 bagian dan diminum 3 kali sehari.
9. Air kelapa muda
Air kelapa muda banyak mengandung mineral, antara lain kalium. Pada saat panas, tubuh akan mengeluarkan banyak keringat untuk menurunkan suhu tubuh.
Nah, untuk menggantikan keringat yang keluar, perbanyaklah minum air kelapa.
Dosis aman:
1. Usia 2-5 tahun 1/4 dosis dewasa
2. Usia 6-9 tahun 1/3 dosis dewasa
3. Usia 10-13 tahun 1/2 dosis dewasa
4. Usia 14-16 tahun 3/4 dosis dewasa.
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Redakan Demam Cukup dengan Tumbuhan-tumbuhan Ini, Khasiatnya pun Cespleng