Advertorial
Intisari-Online.com - Pembunuhan pertama terjadi di pertengahan musim panas.
Itu adalah pembunuhan seekor sapi yang mayatnya ditemukan di jurang di Oregon bagian timur, AS.
Jauh dari normal, mayat sapi ini ditemukan tanpa darah setetes pun dan juga telah terpotongnya lidah serta organ vitalnya.
Kemudian ada empat sapi jantan lagi yang juga mati dengan cara yang sama ditemukan berada pada jarak 2 km.
Dari mayat-mayat itu, tidak ada tanda ditembak atau penderitaan karena kematian alami.
Juga tidak karena serangan binatang buas atau mencerna tanaman beracun.
Dilansir dari All that's Interesting, Jumat (11/10/2019), setelah 3 bulan dari penemuan mayat, penyelidikan tak kunjung menemui titik terang.
"Kehilangan hewan yang benar-benar sehat adalah sebuah keanehan," kata Colby Marshall, pemilik sapi.
Bukan kasus pertama kali, kematian aneh sapi-sapi seperti ini juga pernah muncul di Oregon.
Pada tahun 1975, 73 ekor sapi dilaporkan mati dengan mayat mereka yang juga dimutilasi.
Tren muncul kembali pada 1980-an, sekali lagi di Oregon timur.
Anehnya, pembunuhan ini tidak meninggalkan jejak sama sekali.
Salah satu teori yang beredar bahwa pembunuhan itu memang disengaja untuk merugikan peternakan.
Tetapi Marshall nampaknya lebih percaya pada teori yang lebih menarik.
"Kami berpikir bahwa kejahatan ini dilakukan oleh semacam aliran sesat," katanya.
Kantor Sheriff County Harney saat ini sedang menyelidiki kemungkinan kelompok pemujaan organ-organ sapi untuk melakukan semacam pengorbanan ritual.
Teori ini juga yang secara luas diyakini berada di balik pembunuhan sapi pada 1970-an.
Namun ada juga orang yang percaya bahwa ini semua merupakan perbuatan alien.
Terkait kejadian ini, Asosiasi Peternak Oregon dan Peternakan Lembah Silvies masing-masing menawarkan hadiah Rp 13 juta- Rp300 juta untuk mereka yang mengungkap kasus ini.
Namun, hasilnya tetap saja nihil.