Find Us On Social Media :

Didaulat Jadi Menhan, Ini Satu Jejak Tempur Prabowo Subianto yang Fenomenal, Buru 'Pentolan' Utama Fretilin di Timor Timur

By Nieko Octavi Septiana, Kamis, 24 Oktober 2019 | 08:30 WIB

Prabowo Subianto

Intisari-Online.com - Sempat menjadi rival Presiden Joko Widodo di kontes politik, kini Prabowo Subianto bersiap membantu kinerja presiden.

Prabowo Subianto resmi diperkenalkan sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) dalam Kabinet Indonesia Maju.

Pada Rabu (23/10/2019), Prabowo menyapa Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dengan gaya hormat kala diperkenalkan pada publik di Istana Merdeka.

Mengenakan baju batik bercorak, coklat, putih, dan kuning, Ketua Umum Partai Gerindra ini sejak kedatangannya ke kompleks Istana Kepresidenan menebar senyum.

Baca Juga: BERITA POPULER: 'Urusan' IDI dengan Dokter Terawan Belum Selesai hingga Susi Pudjiastuti Ungkapkan Soal Posisinya Digantikan Edhy Prabowo

"Kemudian Menteri Pertahanan bapak Prabowo Subianto, selamat pagi Pak, saya kira tugas beliau tidak perlu saya sampaikan, beliau lebih tahu dibanding saya," ucap Jokowi.

Resmi dilantik, selama lima tahun ke depan Prabowo akan mengurusi bidang pertahanan Indonesia.

Jika melihat track record-nya, pengalaman Prabowo Subianto di bidang militer begitu apik.

Salah satu jejak tempurnya yang cukup fenomenal adalah saat ia memburu petinggi Fretilin di Timor Timur (sekarang Timor Leste)

Baca Juga: Mau Rumah Bebas Semut? Ini Tips Sederhana yang Bisa Diterapkan, Salah Satunya Gunakan Bedak Bayi

Prabowo Subianto beserta pasukannya sempat diterjunkan untuk memburu Presiden Fretilin, Nicolao Lobato

Dilansir dari buku 'Jenderal M Jusuf Panglima Para Prajurit' karya Atmadji Sumarkidjo, Prabowo Subianto beserta pasukannya dikerahkan setelah TNI menerjunkan pasukan gabungan yang dinamai Batalyon Parikesit.

Prabowo Subianto beserta pasukannya diterjunkan untuk membantu misi pasukan gabungan Yon Parikesit yang berisikan prajurit dari kesatuan elit macam Kopassandha (Kopassus), Marinir serta Kopasgat (Paskhas).

Tugas mereka cuma satu : eliminasi Lobato!

Baca Juga: Tidak Baik Minum Air dalam Posisi Berdiri, Mengapa? Ini Alasannya!

"Tangkap Nicolao Lobato, hidup atau mati!" tegas panglima kepada Kolonel Dading Kalbuadi selaku komandan operasi Seroja

Konsep perburuan Yon Parikesit menggunakan taktik Mobile Udara (Mobud) dimana pasukan akan diterjunkan menggunakan helikopter melalui tali (fast ropping) di titik pendaratan.

Debut pertempuran Yon Parikesit terjadi di wilayah Laklobar dan Soibada.

Di sana tim berhadapan dengan pasukan pengawal Lobato.

Baca Juga: Pasangan Kanibal Ini Berhasil Dibekuk Polisi, Mau Tahu Isi Kulkasnya? Sangat Mengerikan!

Pasukan elit Nanggala-28 pimpinan Kapten Prabowo Subianto diterjunakn bersamaan dengan Kompi Yonif Linud 700 Kodam XIV, satu kompi Yonif Linud 401 Banteng Raiders dan Batalyon 744 Somodok pimpinan Mayor Yunus Yosfiah.

30 Desember 1978, Kapten Prabowo melapor pada Mayor Yusuf Yosfiah jika anggotanya ada yang memergoki pergerakan sejumlah besar pasukan Fretilin ke arah Selatan.

Hal ini dinilai janggal karena Fretilin amat jarang mengerahkan pasukan besar yang bergerak bersama-sama, dugaan kuat pasti Lobato ada ditengah-tengah mereka.

Laporan ini lantas diteruskan kepada Kolonel Sahala Radjagukguk yang berada di lapangan untuk memperketat pengepungan kepada pasukan Lobato.

Baca Juga: Pernah Disebut Sebagai 'Menteri Pencetak Utang', Ini Kata Sri Mulyani Soal Kerja Bareng Prabowo di Bawah Komando Jokowi

Kapten Prabowo juga diberi tugas mengoordinasikan pengepungan dengan seluruh kekuatan yang ada.

Nanggala-28 pimpinan Prabowo Subianto kemudian meluncur ke lokasi pengepungan dan langsung menghujani Lobato dan pasukannya dengan timah panas.

Adu tembak silih berganti antar kedua belah pihak, sengit, semerbak bau mesiu dimana-mana.

Sejumlah pengawal Lobato tewas, namun presiden Fretilin itu tak mau menyerah.

Ia mencoba melarikan diri bersama sisa pengawalnnya.

Baca Juga: Pernah Disebut Sebagai 'Menteri Pencetak Utang', Ini Kata Sri Mulyani Soal Kerja Bareng Prabowo di Bawah Komando Jokowi

Namun pelariannya berhasil dicegat oleh Yon 744 Somodok pada 31 Desember 1978.

Pertempuran jarak dekat terjadi antara Yon 744 Somodok dan pasukan Lobato.

Dikutip dari buku 'Timor Timur The Untold Story' karya Kiki Syahnakri, pelarian Lobato berakhir setelah ia ditembak oleh Sertu Jacobus Maradebo, seorang prajurit ABRI asli Timor Timur tepat di dadanya.

Usai dipastikan tewas, Panglima TNI M Jusuf melapor ke Presiden Soeharto jika pentolan utama Nicolao Lobato berhasil dieliminasi. (Putra Dewangga)

Baca Juga: Anak-anak Penghuni RSJ Diikat pada 'Radiator', Inilah Deretan Foto 'Pengobatan Radikal' untuk para Pasien Gangguan Jiwa Zaman Dulu

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Jejak Tempur Prabowo Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf Amin, Buru Bos Fretilin