Stupa utama yang biasa kita bisa lihat dari kaki Borobudur hanya menyisakan rongga menganga yang diisi oleh batu-betu penyusunnya.
Stupa di sekeliling stupa utama juga runtuh sebagian.
Batu-batu 'pengunci' pun yang berbentuk ekor burung, takikan, tipe alur dan lidah, serta tipe purus dan lubang tak lagi melekat, sebagai mana fungsi seharusnya.
Debu vulkanis dan material lahar 'berserakan' di sekitar candi. Hal ini pula yang memicu tumbuhnya semak belukar yang menutupi candi.
Diduga gempa yang sangat besarlah (juga gunung meletus) yang menjadi penyebab kondisi candi Borobudur begitu hancur saat pertama kali ditemukan oleh Cornelius.