JK Dibacakan Pantun oleh Bambang Soesatyo Saat Pelantikan Jokowi-Ma'ruf, Ini Peran Penting Jusuf Kalla Bagi Negara

Mentari DP

Penulis

Ketua MPR Bambang Soesatyo banyak menggunakan pantun dalam pidatonya termasuk untuk mengapresiasi sejumlah tokoh negara, Jusuf Kalla salah satunya.

Intisari-Online.com -Salah satu hal yang disorot publik ketika momen pelantikan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sebagai pasangan Presiden - Wakil Presiden periode 2019-2024 adalah Bambang Soesatyo.

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu banyak menggunakan pantun dalam pidatonya termasuk untuk mengapresiasi sejumlah tokoh negara, Jusuf Kalla salah satunya.

Apresiasi tersebut disampaikan Bamsoet, panggilan akrabnya melalui pantun dalam bahasa Bugis di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).

Berikut pantun Bamsoet:

Baca Juga: Tak Bisa Buang Air Besar, Sapi Ini Jalani Operasi Bedah Selama 5 Jam, Dalam Tubuhnya Ditemukan 52 Kg Sampah Plastik Bahkan Jarum!

Buah nangka buah durian

Tak dapat dijadikan minuman

Sungguh besar pengabdianmu

Tak dapat ditatar kebaikanmu

Baca Juga: Terjadi Lagi, Kasus Sekolah Memaksa Siswa Mengenakan Kardus di Kepala Saat Ujian Agar Tak Saling Contek!

Perlu diketahui, peran Jusuf Kalla sebagai negarawan ditunjukkan dalam beberapa kasus, terutama terkait konflik.

Jasa tersebut pun diakui dengan penghargaan-penghargaan perdamaian yang ia terima.

Berikut rekam jejak JK terkait dengan penanganan konflik di Indonesia:

Konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM)

Baca Juga: Kisah Seorang Wanita yang Hidup dengan 3 Suara dengan Kepribadian Berbeda dalam Kepalanya: Eros, Terry, dan Psyche

Konflik GAM terjadi dari tahun 1976 hingga 2005.

Diberitakan Kompas.com (12/06/2014), peran Jusuf Kalla dalam perdamaian di Aceh ditegaskan oleh Tengku Zakaria Saman, mantan Menteri Pertahanan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Gejolak di Aceh mengeras tahun 1976 ketika pemerintah menangani masalah itu dengan operasi militer.

Melansir pemberitaan Kompas.com (12/06/2014), menurut Juru Runding Perdamaian Aceh di Helsinki, Finlandia, Sofyan Djallil, selama konflik tahun 1975-2004, korban tewas dari rakyat Aceh diperkirakan 15.000 orang.

Baca Juga: (Video) Seperti Mengabaikan Keselamatan Sendiri, Petugas Hutan Ini Memberi Minum Ular Kobra yang Kehausan

Kemudian, gempa dan tsunami terjadi pada 26 Desember 2004.

Infrastruktur dan seluruh kegiatan pun lumpuh.

JK yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden mendapat amanat untuk merancang perdamaian.

Ia pun membentuk tim juru runding dan menghubungi tokoh-tokoh GAM di dalam dan luar negeri.

Baca Juga: Berkali-kali 'Ditelan' Kuda Nil dan Ditenggelamkan di Sungai hingga Tubuhnya Terkoyak-koyak, Mantan Pemandu Safari Ini Selamat dengan Ajaib

Dialog terus dilakukan hingga akhirnya ditandatangani perjanjian damai di Helsinki, 17 Juni 2005.

Konflik Poso

JK juga turut berperan dalam meredam konflik di Poso yang terjadi dari tahun 1998 hingga tahun 2002.

Diberitakan Kompas.com (16/06/2015), Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima penghargaan Inisiator Perdamaian dari Pemerintah Kabupaten Poso atas jasanya dalam mendamaikan konflik di Poso.

Baca Juga: Jadi Presiden 2 Periode, Ini Kisah Perjuangan Jokowi Cicil Rumah di Solo Bersama Iriana

Melansir Kompas.com (16/06/2015), Bupati Poso Piet, menyampaikan bahwa saat Poso mengalami kerusuhan, JK datang.

Setelah itu, JK datang berulang-ulang melalui pertemuan-pertemuan.

Upaya tersebut dilakukan untuk menyelesaikan masalah, meskipun saat itu keadaan Poso masih sangat panas.

Saat itu JK menjabat sebagai Menko Kesra di era Presiden Megawati.

Baca Juga: Viral Pelantikan Jokowi Dijaga Nyi Roro Kidul, Bung Karno Pernah Berucap: Negara Kuat Jika Rajanya Kawin dengan Nyi Roro Kidul

Konflik Ambon

Konflik Ambon juga terjadi saat Jusuf Kalla menjabat sebagai Menko Kesra.

Diberitakan Kompas.com (23/06/2009), awalnya ia turut serta dalam rombongan Menko Polkam ke Ambon.

Tujuannya adalah menyelesaikan masalah pengungsi.

Namun, Kalla berpikir bahwa pengungsi tidak akan selesai tanpa penyelesaian konflik terlebih dahulu.

Ia pun memilih tetap tinggal di Ambon saat rombongan lain pulang ke Jakarta.

Menurut Kalla, ia langsung memulai perundingan dengan para panglima perang Islam dan Kristen.

Setelah melakukan upaya-upaya tersebut, selama kurang lebih dua minggu, ia dapat menyelesaikan perdamaian di Ambon dan membawa kelompok Islam dan Kristen berunding untuk mengakhiri konflik.(Vina Fadhrotul)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dipuji Bamsoet dengan Pantun Bugis, Ini Peran JK bagi Indonesia

Artikel Terkait