Find Us On Social Media :

Siapa Sangka, Peraih Nobel Ini Pernah Guncang Dunia Lewat Penelitian tentang SD Inpres di Indonesia, Bangga atau Justru Miris?

By Ade S, Selasa, 15 Oktober 2019 | 17:55 WIB

Kolase Esther Duflo dan SD Inpres

Penelitian yang dimaksud berjudul "Schooling and Labor Market Consequences of School Construction in Indonesia: Evidence from an Unusual Policy Experiment" (konsekuensi sekolah dan pasar tenaga kerja dari pembangunan sekolah di Indonesia: bukti dari eksperimen kebijakan yang tidak biasa).

Diterbitkan pada Agustus 2000, penelitian ini fokus pada program SD Inpres pada periode 1973-1978.

Dalam periode tersebut, tidak kurang dari 60.000 SD Inpres didirikan oleh pemerintahan Soeharto.

Perempuan berusia 46 tahun, usia yang membuatnya mendapat predikat tokoh peraih Nobel termuda selama 50 tahun terakhir, tersebut sangat tertarik dengan program SD Inpres.

Baca Juga: Mantan Budak Seks ISIS yang Berhasil Melarikan Diri Itu Kini Diganjar Hadiah Nobel Perdamaian

Program ini sendiri hadir seiring dengan keluarnya Instruksi Presiden Nomoer 10 tahun 1973 tentang Program Bantuan Pembangunan Gedung SD.

Dulu, SD dengan label "inpres" kerap dipanggil sebagai "sekolah kecil".

Selain karena ukurannya, juga karena lokasinya yang berada di daerah terpencil serta dihuruskan untuk anak-anak dari kalangan keluarga miskin.

SD Inpres biasanya didirikan di wilayah yang penduduknya berpenghasilan rendah.

Baca Juga: Tak Banyak yang Menyangka, Adolf Hitler Pernah Mendapatkan Nominasi Nobel Perdamaian