Penulis
Intisari-Online.com -Swafoto alias selfie sudah seperti aktivitas sehari-hari di zaman sekarang.
Biasanya hasil foto-foto tersebut akan diunggah ke media sosial.
Bagi Anda yang keranjingan selfie, ada baiknya untuk waspada ketika melakukan foto diri dan mengunggahnya.
Pasalnya, kejahatan bisa menghampiri hanya dari sebuah selfie, seperti yang terjadi pada penyanyi Jepang ini.
Melansir Mirror, Jumat (11/10/2019), seorang penyayi muda asal JepangEna Matsuoka(21) menjadi korban pelecehan seksual di luar rumahnya sendiri.
Diketahui pelaku Hibiki Sato (26) mengetahui alamat rumah Ena setelah ia mempelajari foto-foto selfie penyanyi itu.
Dia melakukan pelecehan seksual terhadapEna di luar rumahnya di Tokyo, Jepang.
Ena, yang merupakan anggota kelompok pop Jepang Tenshitsukinukeniyomi, diseret ke sudut yang gelap dan diserang.
Diduga Sato telah menunggunya tiba, kemudian mendekatinya dari belakang dan menutup mulutnya dengan selembar kain
Sejak peristiwa yang terjadi pada 1 September itu, Sato telah ditangkap. Dia didakwa dengan penyerangan tidak senonoh yang mengakibatkan cedera.
Diketahui Sato bisa mengetahui alamat rumah penyanyi itu dengan memperbesar foto dan melihat pantulan matanya.
Hibiki Sato dituduh melacak Ena Matsuoka dengan mengidentifikasi halte bus dan pemandangan di sekitarnya dari pantulan matanya di foto-foto yang dipostingnya secara online.
Tersangka mengatakan kepada polisi bahwa dia menggunakan Google Maps untuk mengonfirmasi lokasi halte bus di dekat rumah korban.
Ia menambahkan rincian seperti penempatan tirai dan arah cahaya alami yang masuk melalui jendela membantu menentukan dengan tepat di lantai mana dia tinggal.
Baca Juga: Penting! Jangan Sampai Pajak STNK Mati, Siap-siap Dipenjara atau Denda Setengah Juta Rupiah!
Meski setiap orang tidak ingin data pribadinya bocor, sebagian orang masih tidak sadar ada hal-hal yang kerap dilakukan bisa membuat data pribadi tidak aman.
Seorang penyelidik mengatakan, "Orang-orang harus sepenuhnya sadar bahwa memposting gambar dan video di media sosial berisiko membocorkan data pribadi."
Shuichiro Hoshi, seorang profesor di Tokyo Metropolitan University, mengatakan kepada Tokyo Reporter, "Kualitas gambar kamera smartphone menjadi sangat baik, dan risiko baru telah muncul di mana informasi pribadi bocor secara tak terduga."
"Dengan kata lain, risiko yang disebut 'penguntit digital' semakin meningkat. Akibatnya, tindakan pencegahan diperlukan saat memposting ke SNS, seperti menggunakan foto yang tidak menyertakan informasi lokasi atau dengan sengaja mengurangi kualitas gambar. "
'SNS' mengacu pada layanan jejaring sosial seperti Twitter, Facebook dan Instagram.