Find Us On Social Media :

Cincin 'Leher Panjang' Wanita Suku Kayan Myanmar, Bukan Sekadar Sebagai Simbol Kecantikan, Tapi Juga untuk Menyamai 'Ibu Naga' Mereka

By Nieko Octavi Septiana, Sabtu, 12 Oktober 2019 | 14:30 WIB

Suku 'Leher Panjang' di Myanmar

Melansir Mirror, Jumat (11/10/2019), penulis Padung Pascal Khoo Thwe mengatakan kepada Channel New Asia, "Ibu kami adalah seekor naga - Beberapa orang mengatakan bahwa untuk mengingat ibu naga kami, mereka memiliki leher yang sama."

Pascal, yang menulis From the Land of Green Ghosts: A Burmese Odyssey, mengatakan dia tumbuh dewasa melihat neneknya mengenakan set cincin setinggi 14 inci.

Meski begitu tak semua wanita menjalankan tradisi ini.

Seorang warga Mu Lone (88) mengatakan banyak wanita muda tidak mengenakan cincin karena budaya modern.

Baca Juga: Jefri Bolkiah, Adik Sultan Brunei yang Dicap Playboy Berkantong Tebal, Kencani 40 Wanita untuk Jadi Selir Pribadinya

Dia menambahkan, “Di zaman saya, wanita tidak cantik tanpa cincin leher. Tapi sekarang, mereka pikir mereka terlihat cantik tanpa mereka."

Mu mengakui bahwa cincin itu, yang beratnya sekitar 10kg, tidak nyaman ketika dipasang saat dia berusia sembilan tahun dan mereka butuh beberapa jam untuk mengenakannya.

“Cincin itu mencekik saya dan terasa terlalu kencang pada awalnya. Makanan akan macet ketika saya mencoba menelan. Saya harus meregangkan leher untuk makan. Tapi saya sudah terbiasa."

Dia menambahkan, "Aku akan memakainya sampai aku mati dan membuat mereka dikubur bersamaku."

Muu Pley (23) merasa sangat berbeda dengan cincin itu dan melepaskannya 13 tahun setelah memasangnya karena khawatir lehernya akan terlalu panjang.

Baca Juga: Sepanjang 2002 hingga 2014, 'Menantu Teladan' Ini Racuni 6 Keluarganya Satu Persatu Pakai Sianida