Find Us On Social Media :

Memilukan, Seorang Ibu Tua Meninggal Dunia Setelah Berbulan-bulan Berbaring di Kasur 'Terendam' Urin

By Nieko Octavi Septiana, Selasa, 15 Oktober 2019 | 20:30 WIB

 

Intisari-Online.com - Seorang ibu tua meninggal dunia karena kasurnya penuh terendam dengan air seni.

Melansir Mirror pada Rabu (9/10/2019), Shirley Thompson (72) meninggal pada 2 September 2017.

Ibu malang itu menderita luka baring yang terinfeksi hingga ke dalam tulangnya dan luka serius sebesar kepalan tangan.

Dua putranya Philip Thompson (43) dan David Thompson (40) sedang diadili karena kasus yang diduga pembunuhan itu.

Baca Juga: Ketika Pasukan Elite Inggris Dibuat Kepayahan Ladeni Segala Manuver Pasukan Kostrad, Malah Jadi Sasaran Empuk

Foto-foto yang diperlihatkan di Mahkamah Agung New South Wales di Australia menunjukkan kasur bernoda tempat Shirley berbaring selama berbulan-bulan.

Pada 23 Agustus 2017 paramedis menemukannya telanjang di tempat tidur ketika David akhirnya memanggil ambulans.

Dia mengatakan kepada ruang kontrol bahwa ibunya yang terbaring di tempat tidur tidak bisa makan dan ada luka di punggungnya.

Dia dilarikan ke Rumah Sakit Blacktown untuk dirawat secara medis tapi meninggal sekitar seminggu kemudian.

Baca Juga: Bikin Penjahat Terkencing-kencing, Inilah 3 Sosok Polisi Indonesia Berpenampilan Nyentrik, Simak Torehan Prestasinya!

Kedua bersaudara itu mengaku tidak bersalah dan kasusnya diadili oleh seorang hakim saja.

Jaksa Penuntut Jeff Tunks mengatakan Shirley Thompson menjadi sangat terisolasi setelah kematian suaminya pada 2012.

Dia mengatakan Shirley benar-benar bergantung pada putra-putranya untuk nutrisi, mobilitas, dan kebersihan pribadi.

Hal yang membuat kematian Shirley dibawa ke pengadilan karena dilaporkan anak-anaknya mengetahui di minggu-minggu sebelum kematiannya bahwa kondisi ibu mereka memburuk.

Baca Juga: Arteria Dahlan Tak Terima DPR 'Dihujat' Emil Salim: DPR 2014-2019, Syarat Kontroversi, Kebanyakan Soal 'Perut' bukan Soal Rakyat

Paramedis Megan Kuhner, yang datang ke rumah setelah ada panggilan saat itu mengatakan kamar Shirley sangat bau.

Semuanya kotor dan ketika Kuhner pertama kali melihat lantai dia pikir itu hanya kotoran, padahal itu adalah karpet.

Shirley yang malang tubuhnya sangat pucat, disebutkan warna tubuhnya hampir keabu-abuan, berbaring di tempat tidur di atas handuk berbau urin.

"Itu sangat menjijikkan," kata Kuhner. "Itu terendam dalam urin dan kotoran."

Baca Juga: Mobilnya Hancur Setelah Tertimpa Batu Besar dari Gunung, Pengemudi Ini Ditemukan dalam Kondisi yang Bikin Geleng-geleng Kepala

Shirley Thompson memiliki memar, luka tekan dan luka terbuka besar di bagian bawahnya, luka yang mengandung masalah feses.

Ketika ditanya tentang perawatan medis, David Thompson mengatakan kepadanya, "Dia tidak suka melihat dokter. Dia sangat keras kepala."

Tetapi Kuhner memperhatikan kedua putra itu cukup bersih meskipun rumahnya kotor.

Pada satu tahap, Shirley mengatakan kepada Kuhner, "Saya sangat bersyukur memiliki putra-putra saya."

Baca Juga: Wiranto Ditusuk Orang Tak Dikenal: Ini Pertolongan Pertama pada Korban Luka Tusuk, Kondisi Tangan pada Penolong Sangat Menentukan

Perawat Triage Lauren Cole mengatakan Shirley Thompson pucat, tidak terawat dan berbau urin.

Dia memiliki luka merah yang meradang di bagian bawahnya yang 'seukuran kepalan tanganku dan aku bisa meletakkan kepalan tanganku di dalamnya'.

Meski kedua putranya dianggap melakukan upaya pembunuhan,  pengacara mengatakan kepada Hakim Des Fagan bahwa masalahnya adalah tentang pilihan yang dibuat oleh ibu, yang sebelumnya menolak perawatan medis.

"Kami mengatakan Shirley Thompson meninggal karena pilihan yang ia buat sendiri," kata Tony Evers, yang bertindak untuk kedua saudara itu.

Baca Juga: Kena Sial! Dikira Berisi Kamera, Ternyata Tas yang Dicurinya Penuh Ular Seberat 13 kg

Dia mengklaim dia membuat pilihan tentang kapan, jika dan apa yang harus dimakan, tentang menggunakan kamar mandi dan tentang tidak mencari bantuan medis.

"Memang benar rumah itu bisa lebih bersih, tapi tentu saja dia bukan seorang profesional. Dia adalah putranya," katanya.

Janet Manuel, untuk Phillip Thompson, mengatakan kliennya dipekerjakan penuh waktu dan telah memberikan penghasilan bagi keluarga sementara saudaranya mengurus rumah tangga.

"Pengadilan tidak dapat membuktikan tanpa keraguan bahwa Shirley Thompson tidak memiliki kapasitas untuk membuat keputusan untuk perawatannya sendiri," katanya.

Dalam wawancara kepolisiannya, David Thompson mengatakan ibunya menolak mencari bantuan medis setelah dia melihat 'sesuatu di punggungnya seperti luka'.

Ditanya mengapa dia sendiri tidak segera memanggil ambulans, dia berkata, "Aku mencintainya dan aku tidak ingin membuatnya marah dengan cara apa pun."

Sementara itu persidangan masih berlanjut.