Kedua bersaudara itu mengaku tidak bersalah dan kasusnya diadili oleh seorang hakim saja.
Jaksa Penuntut Jeff Tunks mengatakan Shirley Thompson menjadi sangat terisolasi setelah kematian suaminya pada 2012.
Dia mengatakan Shirley benar-benar bergantung pada putra-putranya untuk nutrisi, mobilitas, dan kebersihan pribadi.
Hal yang membuat kematian Shirley dibawa ke pengadilan karena dilaporkan anak-anaknya mengetahui di minggu-minggu sebelum kematiannya bahwa kondisi ibu mereka memburuk.
Paramedis Megan Kuhner, yang datang ke rumah setelah ada panggilan saat itu mengatakan kamar Shirley sangat bau.
Semuanya kotor dan ketika Kuhner pertama kali melihat lantai dia pikir itu hanya kotoran, padahal itu adalah karpet.
Shirley yang malang tubuhnya sangat pucat, disebutkan warna tubuhnya hampir keabu-abuan, berbaring di tempat tidur di atas handuk berbau urin.
"Itu sangat menjijikkan," kata Kuhner. "Itu terendam dalam urin dan kotoran."
Shirley Thompson memiliki memar, luka tekan dan luka terbuka besar di bagian bawahnya, luka yang mengandung masalah feses.
Ketika ditanya tentang perawatan medis, David Thompson mengatakan kepadanya, "Dia tidak suka melihat dokter. Dia sangat keras kepala."
Tetapi Kuhner memperhatikan kedua putra itu cukup bersih meskipun rumahnya kotor.
Pada satu tahap, Shirley mengatakan kepada Kuhner, "Saya sangat bersyukur memiliki putra-putra saya."