Find Us On Social Media :

Detik-detik Operasi Pembebasan Pesawat Woyla, Satu-satunya Aksi Terorisme Dalam Sejarah Maskapai Penerbangan Indonesia

By Mentari DP, Minggu, 6 Oktober 2019 | 17:00 WIB

Detik-detik operasi pembebasan pesawat Woyla.

 

Dengan sekejap, mereka bergerak masuk ke pesawat dari pintu darurat dekat sayap dan bagian belakang di bawah badan pesawat.

"Tiba-tiba terdengarlah tembakan-tembakan, mungkin dalam waktu dua detik," kata Henk Siesen, warga negara Belanda di dalam pesawat, dikutip dari Harian Kompas.

"Komando itu berteriak: 'Semua penumpang tiarap'. Dan berjatuhanlah sosok-sosok tubuh campur baru berusaha untuk tiarap ke lantai," tutur Henk.

Penumpang yang tiarap berusaha dikeluarkan satu per satu lewat pintu depan. Akan tetapi, upaya penyelamatan itu tak mudah.

Ada seorang pembajak yang ikut tiarap bersama para penumpang. Ia membawa granat dan kemudian ia lempar setelah pinnya ditarik.

Beruntung, gramat itu tidak meledak dan diamankan pasukan komando. Pembajak yang melempar granat itu pun ditembak mati saat berusaha melarikan diri lewat pintu depan.

Ada pula seorang pembajak yang disebut bernama Fahrizal, yang melepas tembakan ke arah pasukan komando. Namun, ia berhasil didesak oleh pasukan komando.

Pada akhirnya, pembajak tersebut bunuh diri dengan menembak keningnya. Dua pembajak lainnya juga berupaya kabur, namun mereka ditembak mati.

Keterangan resmi pemerintah mengungkap semua nama pembajak yang tewas. Namun, diketahui bahwa pimpinan pembajak adalah Imran bin Mubammad Zein.

Ia berhasil ditangkap dan kemudian dihukum mati pada 28 Maret 1983. Pemerintah juga menyebutkan pilot dan seorang pasukan komando mengalami luka-luka.

Selang beberapa hari, pilot bernama Kapten Herman Rante dan anggota Koppasandha bernama Achmad Kirang menjadi korban tewas dalam operasi tersebut.

Keduanya menderita luka tembak, dan gagal diselamatkan meski sudah dibawa ke rumah sakit.

Operasi pembebasan itu membuat pesawat Woyla dilubangi sejumlah peluru. Pesawat itu diperbaiki di Thailand dan kemudian dibawa ke Indonesia.

Lewat operasi itu, 36 orang yang berada 4 hari di pesawat, setelah beberapa penumpang lain dilepaskan pembajak, berhasil diselamatkan.

Keberhasilan operasi ini tak hanya melambungkan perjalanan karier Sintong Pandjaitan selaku pimpinan lapangan, melainkan juga Letjen LB Moerdani yang saat itu merupakan Kepala Pusat Intelijen Strategis.

Reputasi Koppasandha diakui. Kini pasukan yang dikenal dengan nama Kopassus itu tercatat sebagai salah satu satuan elite terbaik di dunia. (Dylan Aprialdo Rachman)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tiga Menit yang Menegangkan dalam Operasi Pembebasan Pesawat Woyla...")

Baca Juga: Kasus Korban Bullying Lempar Pelaku Bully dari Lantai 4 Gedung Sekolah: Yuk, Kenali Tipe Anak yang Rentan Alami Bullying di Sekolah