Find Us On Social Media :

Bukan "Mistik", Kesurupan Bisa Dijelaskan Secara Ilmiah

By T. Tjahjo Widyasmoro, Senin, 30 September 2019 | 16:15 WIB

Ilustrasi kesurupan

"Dulu banyak orang menganggap semua itu mistik, abstrak, tapi sebenarnya bukan. Semua itu bisa diterangkan dalam ilmu kedokteran dan ini sudah dibuktikan," ujar wanita Indonesia peraih pertama gelar doktor psikiatri itu.

Malah katanya, ilmu semacam itu sekarang sedang laku dipelajari orang Barat.

Ada beberapa cara yang memungkinkan seseorang mencapai trance.

Antara lain lewat meditasi, hipnotisme, obat-obatan, pemusatan pikiran pada sepenggal pengalaman, yang bisa pula berbarengan dengan situasi yang monoton, rangsangan berirama, keletihan fisik, ketegangan atau pengharapan emosional.

Pada sendratari Calonarang tadi umpamanya, trance terjadi karena adanya kekuatan hipnotis (oleh diri sendiri atau orang lain), dan dipicu oleh iringan tetabuhan yang monoton.  

Menurut Suryani, seseorang yang sedang trance sadar betul dan tahu sekelilingnya, hanya saja dia kurang bisa mengontrol diri.

Anggapan para pakar Barat yang menyatakan seseorang yang trance tidak sadar, salah sama sekali.

Kesimpulan itu bukannya tanpa dasar. Psikiater ini telah melakukan observasi menyangkut terjadinya kesurupan sejak tahun 1971.

Selama itu dia mewawancarai banyak penari Bali dan mengamati perubahan fisik secara mendalam.

Alhasil, sebagian besar penari Bali ternyata dalam keadaan france saat beraksi.

Dalam alam kesurupan, perasaan si penjoget menjadi seperti "mengambang". Dia sadar kondisinya, mendengar dan melihat orang-orang sekelilingnya, tapi tidak ada perhatian.

Konsentrasinya hanya terpaku pada instruksi-instruksi tari yang dibawakannya. Dia seperti menghipnotis diri dan setiap gerakan sepertinya ada yang menggerakkan secara otomatis.